6:28 PM

Warnet di Negeri Sakura

Seperti juga di Indonesia, internet cafe di Jepang juga cukup banyak walaupun boleh dibilang hampir setiap rumah sudah mempunyai koneksi internet. Dan kebanyakan juga buka selama 24 jam. Ada beberapa hal mendasar yang membedakan antara warnet di sana dibandingkan dengan di sini yaitu harga (mahal banget!), kecepatan (cepet banget!), dan kebutuhan (nggak hanya untuk internet!).



Bicara mengenai harga, seperti biasa apa sih yang murah di sana? Lama penyewaan mulai dari 15 menit sampai setengah hari, dengan biaya rata-rata sekitar 500 Yen (sekitar 50.000 rupiah) untuk 15 menit, dan 1500 Yen (150 ribu rupiah) untuk 7-9 jam.



Nah, kalau bicara kecepatan sih tidak usah ditanya, rata-rata kecepatan internet di sana saat ini minimal 10 Mbps jadi pasti jauh lebih cepat dibandingkan di negeri kita tercinta ini.

Internet cafe alias warnet di Jepang juga kebanyakan tidak hanya sekedar tempat untuk berinternet ria tetapi juga biasanya kita bisa membaca buku komik (manga) secara gratis dengan koleksinya yang lumayan banyak.

Lalu bicara mengenai tempat itu sendiri, mereka biasanya membaginya dalam dua bagian yaitu ruangan terbuka dan ruangan tertutup untuk privasi dengan bentuk bilik-bilik kotak (cubicles). Hal itu tergantung permintaan. Kita bisa memilih untuk satu bilik bisa diisi satu orang, dua orang, atau lebih dari dua orang. Dan kadang, mereka juga menyiapkan dua komputer dalam satu bilik.

Sebagian besar bilik tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai macam alat, mulai dari komputer itu sendiri, webcam, microphone, dan juga teve untuk menonton.

Bagi Anda yang perokok, jangan khawatir mereka juga menyediakan tempat bagi para perokok. Lihat saja foto di bawah, itu ada asbak kan?



Walaupun "sedikit" mahal untuk berinternetan di sini, ada satu hal yang lumayan membuat kita sedikit senang yaitu kita bisa minum sepuasnya sampai kembung (dan GRATIS!) kecuali untuk makanan kecilnya, kita harus bayar.

Terakhir, bicara soal kebutuhan, belakangan ini ternyata internet cafe di sana tidak sekadar untuk internet, tetapi juga sebagai tempat tidur bagi orang-orang tertentu seperti pekerja paruh waktu atau sama seperti Love Hotel digunakan juga untuk tempat untuk bermalam bagi orang yang sudah ketinggalan kereta.

Alasannya sama saja dengan Love Hotel, yaitu internet cafe jauh lebih murah dibandingkan dengan mereka menginap di hotel. Lagipula, selain bisa tidur, mereka juga bisa internetan, membaca komik (manga), mandi air hangat (ada kamar mandi tetapi biasanya harus bayar), bahkan minum sampai kembung.



Satu hal yang sebenarnya sekarang menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah di sana seiring dengan meningkatnya pengganguran dan juga orang yang mendadak tidak punya tempat tinggal (homeless) adalah keberadaan internet cafe sudah mulai berubah fungsi sebagai rumah sementara bagi mereka yang tidak punya tempat tinggal.

(sumber : kaskus.us)

0 comments: