Showing posts with label Matsuri. Show all posts
Showing posts with label Matsuri. Show all posts
12:00 AM

SAPPORO SNOW FESTIVAL

erikan kontribusi lewat ukiran-ukiran salju raksasa pertama, yang menjadikan Festival Salju Sapporo ini terkenal hingga sekarang. Pada 1972, Festival Salju diselenggarakan selama Olympiade Musim Dingin yang ke-11 di Sapporo, membuat festival ini dikenal secara luas oleh masyarakat dunia.

Berkat Krisis Energi 1974, patung-patung salju dibangun menggunakan drum. Ini karena masalah kekurangan bensin yang disebabkan krisis dan banyak truk-truk yang digunakan untuk mengangkut salju ke tempat-tempat penyelenggaraan tak tersedia. Pada tahun yang sama, International Snow Statue Competition atau Kompetisi Patung Salju Internasional dimulai dan sejak tahun itu banyak patung salju, yang diciptakan orang-orang dalam sebuah tim dari negara-negara lain, telah diciptakan; khususnya dari kota kembar Sapporo seperti Munich.

Di tahun-tahun di mana curah salju menurun, Angkatan Bela Diri mengambil salju dari luar Sapporo. Markas Besar Makomanai, satu dari tiga tempat penyelenggaraan utama dari tahun 1965, menjadi tempat bagi patung-patung salju terbesar, dengan perhatian pada penyediaan ruang bermain untuk anak-anak.

Awalnya, tempat penyelenggaraan Festival Salju Sapporo ini diselenggarakan di tiga tempat, termasuk Taman Nakajima yang didirikan sebagai satu dari tempat penyelenggaraan festival pada tahun 1990 hingga akhirnya disingkirkan pada tahun 1992. Namun sejak penggunaan Taman Makomanai dihentikan, pada tahun 2006, Taman Odori, Susukino, dan Sapporo Satoland menjadi tempat utama penyelenggaraannya.

Dari festival ke-41 (tahun 1990) hingga festival ke-42 (tahun 1992), festival salju Sapporo pernah dilangsungkan di 4 lokasi, tapi lokasi ke-4 ditutup karena sedikitnya jumlah pengunjung dan ukiran salju yang dipamerkan.

Dewasa ini, Taman Odori menjadi lokasi utama. Taman ini yang merupakan tempat paling luas dan terkenal. Di sana dipamerkan ukiran es dan salju berukuran sangat besar, di antaranya berbentuk miniatur bangunan terkenal. Pameran ukiran es yang lebih kecil diadakan di Susukino di mana di lokasi ini terdapat Festival Es Susukino (すすきの氷の祭典 Susuki no Kōri no Saiten). Lokasi pameran patung es di Susukino berasal dari acara lokal yang diadakan pertama kali tahun 1981, dan baru menjadi bagian festival salju Sapporo di tahun 1983. Setiap tahun, Ratu Es Susukino, suatu kontes kecantikan, diselenggarakan di tempat ini. Sedangkan berbagai acara keluarga dilangsungkan di Sapporo Satoland.

PERKEMBANGAN
Pada festival salju yang pertama, tinggi patung dibatasi hingga 7 meter. Di festival ke-4 (1953), batasan tinggi dihapus dan siswa sekolah menengah kejuruan kota Hokkaido membangun ukiran es yang tingginya 15 meter. Salju yang diperlukan berjumlah sangat banyak hingga perlu bantuan pinjaman truk dan buldoser dari pemerintah kota Hokkaido. Sejak itu, pemerintah kota Hokkaido selalu meminjamkan alat-alat berat sehingga bisa dibangun ukiran es dan salju berskala besar.

Pada festival ke-5 (1954) mulai ikut dipamerkan patung salju sumbangan penduduk kota. Festival yang ke-6 (1955) ditandai dengan makin banyaknya peserta. Bangunan dalam berbagai bentuk yang dibuat pasukan bela diri Jepang, perusahaan swasta, pemerintah kota, dan berbagai sponsor mulai ditata rapi.

Sejak sekitar festival ke-10 (1959), wisatawan dari luar Hokkaido mulai banyak yang datang untuk melihat festival salju Sapporo. Festival tahun 1972 diadakan bersamaan dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin tahun 1972 dan ikut diperkenalkan di luar negeri. Sejak itu, festival ini mulai dijadikan tujuan oleh wisatawan asing. Sejak tahun 1974, festival dimeriahkan lomba internasional seni pahat es dan salju yang diikuti seniman pemahat dari berbagai kota besar di dunia.

Pada kompetisi ke-24 tahun 1997, 21 tim dari 19 negara ikut berpartisipasi. Di antara mereka ada tim dari Hawaii dan negara-negara Asia Tenggara yang tidak mengalami musim salju; anggota dari tim-tim tersebut berprofesi sebagai juru masak yang biasanya membuat patung es sebagai dekorasi di atas meja.

Festival Salju Sapporo ini tanpa diduga telah tumbuh dari sebuah festival yang sangat sederhana menjadi sebuah festival musim dingin yang terbesar dan sangat terkenal di Hokkaido. Festival salju ini dianggap sebagai festival yang berkaliber internasional.

Festival yang juga dimeriahkan dengan senam, perlombaan, tari, dan pemutaran film ini bisa dianggap menjadi salah satu bagian kehidupan di kota Sapporo. Sekolah-sekolah di Hokkaido selalu mempunyai agenda untuk mengadakan perjalanan ke tempat festival berlangsung. Festival salju juga ini dianggap sebagai peluang untuk mempromosikan hubungan internasional. Kontes Ukir Salju Internasional (International Snow Sculpture Contest) telah diselenggarakan di Taman Odori sejak tahun 1974, dan 14 tim dari berbagai negara di dunia ikut berpartisipasi dalam festival ini pada tahun 2008.

(www.mochihotoru.co.cc)

2:48 PM

FESTIVAL GION DAN KISAH PANJANGNYA

Festival Gion (祇園祭) merupakan acara spektakuler yang diselenggarakan di Kuil Yasaka di salah satu kota kuna di Jepang, Kyoto. Banyak orang berkunjung ke Kyoto setiap tahunnya hanya untuk mengikuti festival yang terkenal ini. Festival Gion dan festival Aoi merupakan festival yang paling terkenal di Kyoto.

Daerah perkotaan di Kyoto tertutup bagi para pejalan kaki selama tiga malam menjelang pawai besar-besaran. Malam-malam tersebut dikenal dengan nama Yoiyama (宵山) pada 16 Juli, Yoiyoiyama (宵々山) pada 15 Juli, dan Yoiyoiyoiyama (宵々々山) pada 14 Juli. Jalanan dipenuhi dengan jejeran kios-kios makanan, seperti yakitori (daging panggang tusuk), permen Jepang tradisional, taiyaki, takoyaki, okonomiyaki, dan banyak lagi makanan lezat. Banyak gadis Kyoto yang berbusana yukata (kimono musim panas) di daerah itu, memegang dompet tradisional dan kipas angin kertas.

Festival Gion dimulai tahun 896, ketika sebuah wabah penyakit berbahaya menyapu daerah Kyoto. Orang Jepang menganggap ini sebagai akibat dari amukan dewa Gozu Tenno. Untuk menghentikan penyebarannya, Kaisar memerintahkan orang-orang berdoa kepada dewa, Susanoo-no-mikoto, di kuil Yasaka demi kesehatan mereka. Mereka lalu menancapkan 66 tombak panjang, simbol dari ke-66 provinsi di Jepang, di tanah di Taman Shinsen (di persimpangan antara Jalan Oike dan Jalan Omiya, distrik Nakagyo) bersama kuil angkut (mikoshi) dari kuil Yasaka.

Pada tahun 970, acara ini diputuskan sebagai sebuah perayaan tahunan dan sejak saat itu hampir tidak pernah berhenti. Pada tahun 1533 Keshogunan Muromachi menghentikan semua perayaan religius, tapi orang-orang memprotes dengan menyatakan bahwa mereka dapat melanjutkannya tanpa ritual, dan hanya dengan pawai. Inilah yang menjadikan festival ini menjadi seperti bentuk yang sekarang.

Festival Gion sangatlah besar. Perayaannya berlangsung pada sepanjang bulan Juli. Puncak Festival Gion ini adalah pawai kendaraan hias, Yama-boko Junkou (山鉾巡行), yang dilaksanakan pada 17 Juli. Ada dua jenis pawai: yama dan hoko. Hoko adalah kendaraan hias raksasa dengan roda-roda. Panjangnya lebih dari 25 meter dan beratnya lebih dari 12 ton. Beberapa hoko memiliki dua tingkat, di mana orang-orang berdiri di setiap tingkatnya dan bahkan di atas atap! Meskipun hoko itu sangat besar, tidak terdapat mesin di dalamnya sama sekali. Malah, semua didorong menggunakan tenaga manusia! Yama merupakan kendaraan hias yang lebih kecil yang diangkat di atas bahu. Ada 32 kendaraan hias dalam pawai ini: 25 yama dan 7 hoko.

Ketika kendaraan besar harus berbelok di persimpangan, para penarik kendaraan menyesuaikan gerakan saat melewatinya dengan bersorak keras-keras, "Yoi, yoi, yoi-toh-say!" Teriakan-teriakan penuh semangat mereka diikuti musik tradisional Jepang. Musik ini dimainkan oleh para musisi yang berada di tingkat paling atas kendaraan hias. Teriakan dan musik inilah yang menjadi bagian terbaik di Festival Gion.

Urutan kendaraan-kendaraan dalam pawai ditentukan oleh sebuah undian yang diselenggarakan pada 2 Juli. Akan tetapi ada delapan kendaraan hias khusus yang tidak berpartisipasi dalam undian tersebut. Itu karena kendaraan-kendaraan tersebut selalu berada dalam urutan yang sama setiap tahun. Salah satunya adalah hoko yang memimpin pawai. Bagian depan kendaraan ini sangatlah istimewa karena itu merupakan satu-satunya tempat di mana seorang anak dapat menaikinya sendirian. Siapa pun yang dapat menaikinya dialah anak yang tentunya telah terpilih untuk mewakili dewa kuil!

Setelah berminggu-minggu upacara penyucian, saat anak itu hidup terisolasi dari pengaruh seperti kehadiran wanita, dia dibopong ke atas kendaraan seolah tak diizinkan menginjak tanah. Dia harus memotong sebuah tali suci (shimenawa) dengan satu gerakan untuk memulai matsuri.

Semua kendaraan dihias dengan sangat indah dengan kain berpola. Banyak di antara kain-kain ini berasal dari Nishijin, daerah niaga yang telah lama dikembangkan di Kyoto. Nishijin terkenal dengan kain celupan tradisional Jepang. Akan tetapi beberapa kain yang mendekorasi kendaraan itu diproduksi menggunakan teknik dari Korea, Cina, India, Persia, dan Belgia. Beberapa dari kain itu bahkan menggambarkan sosok dari mitologi dan legenda Barat. Ini memberikan parade ini cita rasa internasional.

Berikut adalah urutan acara Gion Matsuri setiap tahunnya.
• 1 - 5 Juli - Kippuiri, upacara pembukaan festival, di setiap lingkungan yang berpartisipasi
• 2 Juli - Kujitorishiki, undian urutan pawai, di aula dewan kota
• 7 Juli - Kunjungan ke kuil oleh chigo anak-anak Ayagasaboko
• 10 Juli - Pawai lentera untuk menyambut kuil angkut mikoshi
• 10 Juli - Mikoshi arai, pembersihan mikoshi dengan air suci dari Sungai Kamo
• 10 hingga 13 Juli - pendirian kendaraan
• 13 Juli malam - Kunjungan ke kuil oleh chigo anak-anak Naginataboko
• 13 Juli siang- Kunjungan ke kuil oleh chigo anak-anak Kuil Kuse
• 14 Juli - Yoiyoiyoiyama
• 15 Juli - Yoiyoiyama
• 16 Juli - Yoiyama
• 16 Juli - Yoimiya shinshin hono shinji, penampilan seni sebagai persembahan bagi dewa
• 17 Juli - Pawai kendaraan yamaboko
• 17 Juli - Pawai mikoshi dari kuil Yasaka ke pusat kota
• 24 Juli - Pawai hanagasa atau "payung bunga"
• 24 Juli - Pawai mikoshi dari kota ke kuil Yasaka
• 28 Juli - Mikoshi arai, pembersihan mikoshi dengan air suci dari Kamo river
• 31 Juli - Persembahan akhir di kuil Eki

4:30 PM

Ume Matsuri, Mengabadikan Keharuman Plum

Selain enak dimakan, Ume atau plum (sebagian lagi menyebutnya apricot) adalah buah dengan keindahan dan keharuman bunga yang memberi sejuta pesona. Apa karena alasan ini orang Jepang rutin menggelar Ume matsuri?


Plum menjadi pertanda musim semi telah tiba. Semerbak keharuman bunganya hadir pada Februari hingga Maret. Plum bersemi sebelum sakura (cherry). Pesonanya hampir sama dengan sakura. Perbedaannya terletak pada warna dan benang sarinya. Bila sakura dilihat dari jauh agak putih, begitu didekati ternyata merah muda, sedangkan Ume jelas warnanya, ada yang merah, putih juga pink. Ume bukanlah tanaman asli Jepang, bunga ini berasal dari China yang dibawa ke Jepang beberapa abad silam.

Kini ribuan plum menyebar ke seluruh negeri matahari terbit. Saat plum membuka kelopaknya, semua tempat tampak indah dikunjungi, termasuk di Tokyo. Di jantung Jepang ini ada beberapa tempat yang siap menampung wisatawan. Diantaranya daerah Ibaraki. Di sana ada taman Kairakuen. Saking luasnya taman tersebut, lebih dari 3000 pohon plum dari 100 varietas terdapat di sana. Bayangkan bila ribuan bunga plum mekar bersamaan, betapa indah dan harumnya area ini. Kairakuen memberi kesempatan pengunjung untuk menikmati keindahan plum dari 20 Februari hingga 31 Maret. Di pusat Tokyo, keindahan bunga plum bisa dilihat di Koishikawa Korakuen mulai tanggal 10 Februari sampai 4 Maret. Tempat lainnya adalah kuil Yushima Tenjin yang menggelar Ume matsuri dari tanggal 8 Februari hingga 8 Maret. Tiap akhir pekan atau hari libur, beberapa event hadir di tempat ini. Jadi, jangan heran bila saat menjelang ujian banyak pelajar datang ke kuil Yushima Tenjin. Tempat ini memang populer di kalangan pelajar Jepang sebagai tempat untuk memanjatkan permohonan lulus ujian.

Sedikit keluar Tokyo, keindahan bunga plum bisa dinikmati di Nagoya Agriculture Center yang terletak di daerah Hirabari. Dengan 700 pohon Ume, Nagoya Agriculture Center mampu memikat wisatawan. Bila di Tokyo kita menikmati keindahan bunga plum saja, di Nagoya bunga sekaligus buah plum bisa dinikmati dalam berbagai hidangan. Memang, orang Jepang pandai mengolah ume menjadi hidangan lezat. Diantaranya umeboshi, manisan, asinan, atau dimasak bersama beras. Tak hanya makanan, plum bisa diolah menjadi minuman alkohol manis, namanya umeshu.

Plum adalah buah luar biasa. Bunganya indah dilihat dan harum dicium, sedangkan buahnya lezat dimakan. Mungkin inilah alasan mengapa masyarakat Jepang secara turun temurun rutin melaksanakan ritual Ume matsuri yaitu upacara menyambut berseminya bunga Plum. Banyak kuil-kuil mengadakan persembahan dengan menggelar acara khusus selama berjam-jam. Ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur. Mereka juga tidak bosan menjaga pohon plum warisan nenek moyangnya. Ume matsuri, menghirup sekaligus mengabadikan keharuman bunga plum.

taken from: minorisnack.com