Showing posts with label Japanese People. Show all posts
Showing posts with label Japanese People. Show all posts
2:48 AM

10 Fakta Acak tentang Budaya Jepang

Mencoba memilih 10 fakta mengenai Jepang dan kebudayaan Jepang itu memang terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami, namun akhirnya di bawah sudah terpilih sebongkah fakta mengenai Jepang.

Tanpa ada urutan khusus, berikut 10 fakta mengenai Jepang tersebut:
  1. Masa sekolah dimulai pada bulan April, bukan bulan Juli (seperti di Indonesia, Rusia), September (seperti di Amerika, Kanada), maupun Januari (seperti di Australia);
  2. Orang dewasa membaca komik (manga) sama seringnya dengan anak kecil;
  3. Orang Jepang mengendarai kendaraan di sebelah kiri jalan, sama seperti Indonesia, Hong Kong, Britania Raya;
  4. Kosakata untuk "nasi" dan "makanan" sama dalam bahasa Jepang;
  5. Nippon 'Ham Fighters' (北海道日本ハムファイターズ, Hokkaidō Nippon-Hamu Faitāzu) dari Hokkaido merupakan nama sebenarnya dari sebuah tim baseball profesional;
  6. Di Jepang, jauh lebih sulit lulus dari sekolah menengah (SMA), daripada lulus dari perguruan tinggi;
  7. Beberapa orang Jepang mengacu kepada generasi muda Jepang sebagai "manusia baru";
  8. Kebanyakan orang Jepang tidak memiliki perangkat komputer di rumah--mereka lebih menggunakan ponsel mereka;
  9. Meskipun musim dingin yang beku, banyak rumah di Jepang yang masih belum memiliki pemanas pusat--tidak seperti di Amerika Serikat;
  10. Surat lamaran pekerjaan di Jepang selalu menyertakan sebuah foto dan umur pelamar--berbeda dengan di Amerika Serikat.
(japanesecultureandlanguage.blogspot.com)

12:48 AM

Lima Hal Yang Membuat Bangsa Jepang Maju

Negara ini pernah dua kali dibom oleh Sekutu, terlibat konflik horisontal, dan diancam kelaparan, tapi puluhan tahun kemudian bangkit dan segera menjelma menjadi negara kuat di Asia, bahkan dunia. Apa rahasia yang membuat mereka bisa berkembang dengan sangat pesat?

Ada banyak faktor yang membuat bangsa Jepang lebih maju. Tentunya kita dapat mencontoh dan menerapkannya pada keseharian kita bangsa Indonesia. Berikut ini adalah lima hal yang membuat bangsa Jepang maju :

  1. Pekerja Keras

    “Di dunia ini tidak ada orang yang gagal, yang ada hanyalah orang yang malas”. Mungkin itulah moto yang mereka jadikan pedoman dalam bekerja. Orang Jepang dikenal pekerja keras dan profesional. Mereka tidak mudah menyerah dalam mendapatkan sesuatu.

  2. Tepat Waktu

    Orang Jepang dikenal sangat tepat waktu. Bagi mereka waktu adalah hal yang paling berharga. Bagi mereka, menunda pekerjaan sama dengan menambah pekerjaan. Sebenarnya sama juga dengan pemahaman orang Indonesia, hanya saja orang Indonesia kurang dalam mengaplikasikannya.

  3. Punya Rasa Malu

    Siapa bilang rasa malu itu harus dihilangkan? Mau jadi apa bangsa ini kalau kita tidak punya rasa malu? Malu di sini bukanlah rasa malu untuk berkembang, tapi malu untuk meneruskan kesalahan. Orang Jepang yang merasa gagal, pasti merasa malu dan mengundurkan diri. Bahkan jaman perang dulu, jenderal perang yang gagal rela untuk bunuh diri sebagai upah kegagalannya.

  4. Menjaga Tradisi

    Orang Jepang bukanlah tipe orang yang lupa akan kulitnya. Secanggih apapun modernisasi dan teknologi, mereka selalu memasukkan tradisi bangsa mereka. Ini bukanlah sesuatu yang kuno, tapi justru bisa menjadi ciri khas dan karakter suatu bangsa. Jika bangsa kita saja tidak mempunyai karakter, bagaimana mau maju?

  5. Punya Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi

    Orang Jepang selalu mempunyai motivasi tersendiri untuk mempelajari hal yang baru. Hal itu didukung pula oleh kebiasaan mereka yang rajin membaca dan terbuka pada pemikiran baru.

Jadi, apakah kita ingin mempertahankan sifat malas dan suka menunda-nunda pekerjaan kita, atau kita bisa bangkit seperti semangat negara Jepang itu? Life is a matter of choice. Silahkan pilih sendiri jalanmu.

(id.jobs.com)

1:49 AM

Maneki Neko, Kucing Keberuntungan Orang Jepang

Maneki Neko (招き猫, secara literal berarti "Kucing Pemanggil"; juga dikenal sebagai Kucing Selamat Datang, Kucing Keberuntungan, Kucing Uang) sangat disukai banyak orang karena bentuk mukanya yang bulat dan mata besarnya yang menarik. Mungkin itulah alasan mengapa patung ini dipilih sebagai simbol keberuntungan. Selain itu, karena kepopulerannya di antara komunitas Tionghoa dan seringnya terlihat di toko-toko orang Tionghoa, Maneki Neko, yang juga disebut 财猫 zhao cai mao (Mandarin) atau chio chai niau (Hokkien), sering secara keliru dianggap berasal dari kebudayaan Tionghoa dibanding Jepang, juga secara keliru disebut sebagai "Kucing Keberuntungan Orang Cina (Tionghoa)".

Keberuntungan pasti diharapkan setiap orang khususnya mereka yang bergerak di bidang bisnis. Bahkan lebih penting bagi para pedagang Jepang sebab mereka begitu percaya hal-hal yang kita anggap takhayul. Mereka sering menempatkan, di belakang atau di depan toko mereka, beberapa jenis jimat, dengan harapan bisnis mereka akan berjalan mulus. Jenis jimat keberuntungan yang paling terkenal di toko komunitas Jepang adalah sebuah patung kecil yang memiliki bentuk kucing yang sedang melambaikan tangannya. Patung tersebut dikenal sebagai "Maneki Neko".



Maneki Neko terlihat seperti seekor kucing yang sedang melambaikan tangannya untuk menyapa pengunjung namun sebenarnya itu merupakan gestur seekor kucing yang sedang membersihkan mukanya. Kucing sering mencuci mukanya kapanpun saat hujan terlihat mau turun. Selain itu, karena sensitivitasnya, kucing sering merasa gelisah ketika ada seseorang yang mendekatinya. Untuk melepaskan ketakutannya, kucing mencuci mukanya. Dari gestur kucing inilah, orang Jepang berasumsi bahwa setiap kali kucing membersihkan mukanya akan datang pula pengunjung (pembeli). Sebagai tambahan, seekor kucing yang sedang membersihkan mukanya terlihat seperti sedang menyapa seseorang. Karena itu, orang Jepang percaya jika mereka menyimpan patung seekor kucing dengan gestur "menyapa" di depan toko mereka, pengunjung pasti datang.

Namun, ini hanyalah sebuah interpretasi. Banyak kumpulan dongeng dan penjelasan mengapa Maneki Neko dipilih sebagai jimat keberuntungan. Bagaimanapun, karakteristik utama kisah-kisah mengenai asal usul Maneki Neko adalah bahwa seekor kucing menyelamatkan pemiliknya dari bahaya atau penyakit juga kemiskinan sehingga pemiliknya menjadi kaya dan sejahtera. Kebanyakan orang percaya bahwa ada perbedaan arti saat Maneki Neko melambaikan tangan kiri atau kanannya. Jika melambaikan tangan kanan, artinya akan ada keberuntungan dan kekayaan lebih bagi sang usahawan; sedangkan jika melambaikan tangan kiri, akan ada lebih banyak pengunjung datang. Semakin tinggi sang kucing melambaikan tangannya, semakin banyak pula pengunjung, kekayaan dan keberuntungan akan datang menghampiri sang usahawan. Mengumpulkan Maneki Nekos merupakan hobi dari banyak orang Jepang dan mereka bahkan menciptakan klub-klub Maneki Neko. Maneki Nekos sekarang ini bukan hanya dianggap sebagai jimat keberuntungan bagi para pedagang Jepang, tetapi juga sebagai suatu simbol keberuntungan bagi setiap orang di Jepang dan di banyak negara di dunia.

(chinatownconnection.com)

4:18 AM

Daftar Jinmeiyo Kanji

Kanji berikut merupakan jinmeiyo (人名用漢字) resmi yang biasa digunakan sebagai nama orang.

Menteri Hukum Jepang telah menambah daftar ini selama bertahun-tahun, sementara sebagian kanji lain dibuang. Terdiri dari 92 kanjiketika pertama kali disusun pada tahun 1951, dan terdapat 983 kanji yang diterima untuk digunakan sebagai nama pada tahun 2004.

Kanji-kanji di bawah disusun berdasarkan bunyi, mengikuti urutan pembacaan huruf kana.

丑丞串乃之乎也云亘‐亙些亦亥亨亮仔伊伎伍伽佃佑伶侃侑俄侠俣俐侶倭俺倶倦倖偲僅傭儲允兎兜其冥冴冶凄凌凜‐凛凧凪凰凱函刹劉劫勁勃勾匂勿匡廿卜卯卿厨厩 叉叡叢叶只吾呑吻呂哉哨啄唄哩喬喧喰喋嘩嘉嘗噌噂圃圭坐尭‐堯坦埼埴堆堰堺堵塙塞填壕壬夷奄奈奎套妖娃姪姥娩媛嬉孟宏宋宛宕宥寅寓寵尖尤屑岡峨峻崖崚嵐嵯 嵩嶺巌‐巖已巳巴巷巽巾帖幌幡庄庇庚庵廟廻弘弛弥‐彌彗彦彪彬徠忽怜恢恰恕悌惟惚悉惇惹惺惣慧憧憐戊或戚戟戴托按拶拭挨拳捉挺挽掬捲捷捺捻捧掠揃掴摺撒撰 撞播撫擢孜敦斑斐斡斧斯於旦旭旺昂昊昏昌昧昴晏晃‐晄晒晋晟晦晨智暉暢曖曙曝曳曽‐曾朋朔杏杖杜李杭杵枕杷枇柑柴柵柿柘柊栃柏柾柚桧‐檜栞桔桂桁栖桐栗梧 梗梓梢梛梯桶梶椛梨梁椅棲椎椋椀楯楚楕椿楠楓椰楢楊榎樺榊榛槙‐槇槍槌樫槻樟樋橘樽橙檎檀櫂櫛櫓欣欽歎此殆毅毘毬汀汝汐汎汲沙汰沌沓沫洸洲洵洛浩浬淵淳渚 ‐〓淀淋渥湘湊湛湧溢滉溜漱漕漣澪濡瀕灘灸灼烏焔焚煌煎煤煉熙熊燕燎燦燭燿爪爽爾牒牙牟牡牽犀狼猪‐〓獅玖玩珂珈珊珀玲琢‐〓琉瑛琥琶琵琳瑚瑞瑶瑳瑠璃瓜 瓢瓦甥甫畏畠畢畿疋疏痩皐皓眉眸睦瞳瞥瞭矩砦砥砧硯碓碗碩碧磐磯祇祢‐禰祐‐〓禄‐祿禎‐〓祷禽禾秦秤稀稔稟稜稽穣‐穰穿窄窟窪窺竣竪竺竿笈笹笙笠筈筑箕 箔箸篇篠箪簾籾粥粟糊紘紗紐絃紬絆絢綺綜綴緋綾綸縞徽繋繍纂纏羚羨翔翠耀而耶耽聡肇肋肘肴胤胡脇脩腔腎膏膳臆臥臼舜舷舵艶芥芹芯芭芙芦苑茄苔苺茅茉茨茸茜 莞荻莫莉菅菫菖萄菩萌‐萠莱菱葦葛葵萱葺萩董葡蓋蓑蒔蒐蒼蒲蒙蓉蓮蔭蒋蔦蓬蔓蕎蕨蕉蕃蕪蔽薙蕾蕗藁薩藤藍蘇蘭虎虹蜂蜜蝦蝶螺蝉蟹蝋衿袖袈袴裡裾裟裳襖訊訣 註詣詢詮詫誼諏諄誰諒謂諺諦謎讃豹貌貰貼賑赳跨蹄蹟蹴輔輯輿轟辰辻迂迄辿迪迦這逞逗逢遥‐遙遁遡遜遼邑那祁郁鄭酉酎醇醐醒醍醤采釉釘釜釧鋒鋸錦錐錆錫鍋鍵 鍬鎧鎌閃閏閤闇阜阪阿陀隈隙隼雀雁雛雫霞靖鞄鞍鞘鞠鞭韓頁頃須頌頓頗頬顛颯餅饗馨馴馳駕駒駿驍魁魯鮎鯉鯛鰯鱒鱗鳩鳶鳳鴨鴻鵜鵬鶴鴎鷲鷺鷹鹿麒麓麟麿黎黛鼎 亀

Berikut kanji yang dibuang dari Jinmeiyo:

亞惡爲衞應櫻奧價壞懷樂□卷陷氣僞戲峽狹曉勳惠□鷄藝縣儉劍險圈檢顯驗嚴廣恆國碎雜兒濕壽收從澁獸縱敍將燒獎條乘淨剩疊孃讓釀眞寢愼盡粹醉穗齊靜攝專戰纖禪壯爭莊搜裝騷□藏臟帶滯單團彈晝鑄廳聽鎭轉傳燈盜稻拜賣髮拔祕拂佛飜默藥與搖樣謠來覽龍壘亙巖彌祿穰


(www.mochihotoru.co.cc)

9:43 PM

Kalau Punya 300.000 Yen, Apa yang Bakal Kamu Lakuin? (Polling JTB)

http://www.mynetbizz.com/hotels/japan/wp-content/uploads/2008/12/japanese-currency.jpeg

JTB melakukan polling terhadap orang-orang Jepang untuk merayakan publikasi online yang ke-20 oelh Yomiuri di sini:

Kalau punya 300.000 yen akankah kamu menyimpannya atau jmemakainya untuk jalan-jalan?

  • Travel ke Luar Negeri, 20.4%
  • Menyimpannya, 17.3%
  • Travel di wilayah Jepang, 12.5%

Angka yang didapat sungguh menarik, tetapi polling tersebut mungkin tidak merata. Polling tersebut diajukan di internet, dengan bertanya kepada 500 orang yang berumur 20an di tiga kota besar yang tidak spesifik. Anda juga bisa mempertimbangkan polling tersebut diwarnai oelh fakta bahwa ini dibuat oleh JTB, agen perjalanan terbesar di Jepang. Artikel ini tidak menentuikan begaimana responden didapatkan di internet, tetapi jika mereka mengikuti polling tersebut setelah mengunjungi situs resmi JTB, tentu ada kemungkinan yang jelas bahwa polling ini tidak dibuat secara objektif.

Penulis merasa sangat tertarik untuk melihat polling yang sesungguhnya mengenai ini.

Penulis pikir yang nomer satu akan menjadi sejenis perjalanan, yang diikuti oleh hal-hal seperti membeli games atau pakaian, serta memesan makanan yang mahal-mahal.

Angka 300.000 yen hanyalah sekitar $3.000 atau Rp27.000.000 sehingga pertanyaannya menjadi begitu menarik. Sangat cukup bagi sebagian orang untuk menabungkannya, tetapi tidaklah benar-benar sejenis uang “yang membuat mimpi menjadi kenyataan” jika dilihat dari segi perekonomian orang Jepang.

Menurut penulis, penulis pasti membayar beberapa tagihan yang menunggu dan melupakannya seketika jika memang membawa 300.000 yen. Lalu penulis akan mengirimkannya ke Amerika Serikat dan menyimpannya di rekening bank yang memberi bunga yang tertinggi.

(Sumber: newzjapan.com)

6:28 PM

Warnet di Negeri Sakura

Seperti juga di Indonesia, internet cafe di Jepang juga cukup banyak walaupun boleh dibilang hampir setiap rumah sudah mempunyai koneksi internet. Dan kebanyakan juga buka selama 24 jam. Ada beberapa hal mendasar yang membedakan antara warnet di sana dibandingkan dengan di sini yaitu harga (mahal banget!), kecepatan (cepet banget!), dan kebutuhan (nggak hanya untuk internet!).



Bicara mengenai harga, seperti biasa apa sih yang murah di sana? Lama penyewaan mulai dari 15 menit sampai setengah hari, dengan biaya rata-rata sekitar 500 Yen (sekitar 50.000 rupiah) untuk 15 menit, dan 1500 Yen (150 ribu rupiah) untuk 7-9 jam.



Nah, kalau bicara kecepatan sih tidak usah ditanya, rata-rata kecepatan internet di sana saat ini minimal 10 Mbps jadi pasti jauh lebih cepat dibandingkan di negeri kita tercinta ini.

Internet cafe alias warnet di Jepang juga kebanyakan tidak hanya sekedar tempat untuk berinternet ria tetapi juga biasanya kita bisa membaca buku komik (manga) secara gratis dengan koleksinya yang lumayan banyak.

Lalu bicara mengenai tempat itu sendiri, mereka biasanya membaginya dalam dua bagian yaitu ruangan terbuka dan ruangan tertutup untuk privasi dengan bentuk bilik-bilik kotak (cubicles). Hal itu tergantung permintaan. Kita bisa memilih untuk satu bilik bisa diisi satu orang, dua orang, atau lebih dari dua orang. Dan kadang, mereka juga menyiapkan dua komputer dalam satu bilik.

Sebagian besar bilik tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai macam alat, mulai dari komputer itu sendiri, webcam, microphone, dan juga teve untuk menonton.

Bagi Anda yang perokok, jangan khawatir mereka juga menyediakan tempat bagi para perokok. Lihat saja foto di bawah, itu ada asbak kan?



Walaupun "sedikit" mahal untuk berinternetan di sini, ada satu hal yang lumayan membuat kita sedikit senang yaitu kita bisa minum sepuasnya sampai kembung (dan GRATIS!) kecuali untuk makanan kecilnya, kita harus bayar.

Terakhir, bicara soal kebutuhan, belakangan ini ternyata internet cafe di sana tidak sekadar untuk internet, tetapi juga sebagai tempat tidur bagi orang-orang tertentu seperti pekerja paruh waktu atau sama seperti Love Hotel digunakan juga untuk tempat untuk bermalam bagi orang yang sudah ketinggalan kereta.

Alasannya sama saja dengan Love Hotel, yaitu internet cafe jauh lebih murah dibandingkan dengan mereka menginap di hotel. Lagipula, selain bisa tidur, mereka juga bisa internetan, membaca komik (manga), mandi air hangat (ada kamar mandi tetapi biasanya harus bayar), bahkan minum sampai kembung.



Satu hal yang sebenarnya sekarang menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah di sana seiring dengan meningkatnya pengganguran dan juga orang yang mendadak tidak punya tempat tinggal (homeless) adalah keberadaan internet cafe sudah mulai berubah fungsi sebagai rumah sementara bagi mereka yang tidak punya tempat tinggal.

(sumber : kaskus.us)

12:00 AM

SAPPORO SNOW FESTIVAL

erikan kontribusi lewat ukiran-ukiran salju raksasa pertama, yang menjadikan Festival Salju Sapporo ini terkenal hingga sekarang. Pada 1972, Festival Salju diselenggarakan selama Olympiade Musim Dingin yang ke-11 di Sapporo, membuat festival ini dikenal secara luas oleh masyarakat dunia.

Berkat Krisis Energi 1974, patung-patung salju dibangun menggunakan drum. Ini karena masalah kekurangan bensin yang disebabkan krisis dan banyak truk-truk yang digunakan untuk mengangkut salju ke tempat-tempat penyelenggaraan tak tersedia. Pada tahun yang sama, International Snow Statue Competition atau Kompetisi Patung Salju Internasional dimulai dan sejak tahun itu banyak patung salju, yang diciptakan orang-orang dalam sebuah tim dari negara-negara lain, telah diciptakan; khususnya dari kota kembar Sapporo seperti Munich.

Di tahun-tahun di mana curah salju menurun, Angkatan Bela Diri mengambil salju dari luar Sapporo. Markas Besar Makomanai, satu dari tiga tempat penyelenggaraan utama dari tahun 1965, menjadi tempat bagi patung-patung salju terbesar, dengan perhatian pada penyediaan ruang bermain untuk anak-anak.

Awalnya, tempat penyelenggaraan Festival Salju Sapporo ini diselenggarakan di tiga tempat, termasuk Taman Nakajima yang didirikan sebagai satu dari tempat penyelenggaraan festival pada tahun 1990 hingga akhirnya disingkirkan pada tahun 1992. Namun sejak penggunaan Taman Makomanai dihentikan, pada tahun 2006, Taman Odori, Susukino, dan Sapporo Satoland menjadi tempat utama penyelenggaraannya.

Dari festival ke-41 (tahun 1990) hingga festival ke-42 (tahun 1992), festival salju Sapporo pernah dilangsungkan di 4 lokasi, tapi lokasi ke-4 ditutup karena sedikitnya jumlah pengunjung dan ukiran salju yang dipamerkan.

Dewasa ini, Taman Odori menjadi lokasi utama. Taman ini yang merupakan tempat paling luas dan terkenal. Di sana dipamerkan ukiran es dan salju berukuran sangat besar, di antaranya berbentuk miniatur bangunan terkenal. Pameran ukiran es yang lebih kecil diadakan di Susukino di mana di lokasi ini terdapat Festival Es Susukino (すすきの氷の祭典 Susuki no Kōri no Saiten). Lokasi pameran patung es di Susukino berasal dari acara lokal yang diadakan pertama kali tahun 1981, dan baru menjadi bagian festival salju Sapporo di tahun 1983. Setiap tahun, Ratu Es Susukino, suatu kontes kecantikan, diselenggarakan di tempat ini. Sedangkan berbagai acara keluarga dilangsungkan di Sapporo Satoland.

PERKEMBANGAN
Pada festival salju yang pertama, tinggi patung dibatasi hingga 7 meter. Di festival ke-4 (1953), batasan tinggi dihapus dan siswa sekolah menengah kejuruan kota Hokkaido membangun ukiran es yang tingginya 15 meter. Salju yang diperlukan berjumlah sangat banyak hingga perlu bantuan pinjaman truk dan buldoser dari pemerintah kota Hokkaido. Sejak itu, pemerintah kota Hokkaido selalu meminjamkan alat-alat berat sehingga bisa dibangun ukiran es dan salju berskala besar.

Pada festival ke-5 (1954) mulai ikut dipamerkan patung salju sumbangan penduduk kota. Festival yang ke-6 (1955) ditandai dengan makin banyaknya peserta. Bangunan dalam berbagai bentuk yang dibuat pasukan bela diri Jepang, perusahaan swasta, pemerintah kota, dan berbagai sponsor mulai ditata rapi.

Sejak sekitar festival ke-10 (1959), wisatawan dari luar Hokkaido mulai banyak yang datang untuk melihat festival salju Sapporo. Festival tahun 1972 diadakan bersamaan dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin tahun 1972 dan ikut diperkenalkan di luar negeri. Sejak itu, festival ini mulai dijadikan tujuan oleh wisatawan asing. Sejak tahun 1974, festival dimeriahkan lomba internasional seni pahat es dan salju yang diikuti seniman pemahat dari berbagai kota besar di dunia.

Pada kompetisi ke-24 tahun 1997, 21 tim dari 19 negara ikut berpartisipasi. Di antara mereka ada tim dari Hawaii dan negara-negara Asia Tenggara yang tidak mengalami musim salju; anggota dari tim-tim tersebut berprofesi sebagai juru masak yang biasanya membuat patung es sebagai dekorasi di atas meja.

Festival Salju Sapporo ini tanpa diduga telah tumbuh dari sebuah festival yang sangat sederhana menjadi sebuah festival musim dingin yang terbesar dan sangat terkenal di Hokkaido. Festival salju ini dianggap sebagai festival yang berkaliber internasional.

Festival yang juga dimeriahkan dengan senam, perlombaan, tari, dan pemutaran film ini bisa dianggap menjadi salah satu bagian kehidupan di kota Sapporo. Sekolah-sekolah di Hokkaido selalu mempunyai agenda untuk mengadakan perjalanan ke tempat festival berlangsung. Festival salju juga ini dianggap sebagai peluang untuk mempromosikan hubungan internasional. Kontes Ukir Salju Internasional (International Snow Sculpture Contest) telah diselenggarakan di Taman Odori sejak tahun 1974, dan 14 tim dari berbagai negara di dunia ikut berpartisipasi dalam festival ini pada tahun 2008.

(www.mochihotoru.co.cc)

9:09 PM

Makanan Aneh dari Jepang

Selalu saja ada hal-hal aneh yang tercipta dari kejeniusan dan kreativitas orang-orang Jepang. Entah itu berupa game, makanan, minuman, dan apapun deh pokoknya. Berikut ini, ada beberapa makanan yang menjijikan sih, tapi sangat disukai di Jepang sana. Mite gorannasai nee!

Inago no Tsukudani

“Inago no Tsukudani” adalah masakan tradisional Jepang yang populer di masyarakat pedesaan daerah Yamagata, Nagano, dan Gunma. “Inago” yang berarti belalang direbus dengan “tsukudani”, yaitu kecap manis dan ditambah bumbu-bumbu khusus ala Jepang. Nikmat selagi panas.

Fugu

“Fugu” adalah kata dalam bahasa Jepang untuk ikan buntal. The kanji karakter yang digunakan untuk menulis Fugu secara harfiah memiliki arti babi sungai. Daging fugu bisa dimakan, tetapi kulit, hati dan ovariumnya mengandung sejumlah racun mematikan tetrododoxin. Jika salah satu unsur ini dikonsumsi maka racunnya akan melumpuhkan otot-otot, sementara korban tetap sadar sepenuhnya dan akhirnya bisa meninggal karena sesak napas.

Beberapa restoran di Jepang bisa menyajikan daging Fugu jika dilakukan oleh koki Fugu yang memenuhi syarat. Jadi, jangan pernah coba-coba untuk makan ikan ini kalo kita ga punya keahlian khusus.


Shirako

Sepintas makanan yang satu ini mirip banget kaya usus sapi. Tapi ini adalah Shirako, yaitu alat kelamin ikan jantan dan sebuah kantung yang berisikan sperma. Shirako menjadi hidangan populer di pub-pub yang ada di Jepang (Izakaya) dan sushi bar.

Basashi

“Sakuraniku” adalah sebuah nama untuk daging mentah kuda. “Sakura” yang berarti bunga sakura mekar dipadukan dengan “niku” yang berarti daging. Namun, jika dihidangkan dengan irisan tipis sashimi akan menjadi “basashi”. Makanan ini terkenal di daerah Kumamoto, Nagano dan Oita dan menjadi makanan yang umum juga di wilayah Tohoku. Selain dagingnya, ada juga makanan penutup berupa es krim yang terbuat dari daging kuda “es krim basashi”.


Natto

Mungkin bagi kalian makanan yang satu ini sudah ga asing lagi. Natto adalah makanan dari hasil fermentasi kedelai yang berbau cukup menyengat dan sangat lengket seperti jaring laba-laba biasanya disajikan sebagai menu sarapan di Jepang.

Shirouo no Odorigui

Shirouo adalah sebuah nama untuk ikan kecil yang transparan. Disebut Shirouo no Odogui, karena ikan-ikan ini dimakan secara hidup-hidup yang kemudian akan terasa seperti menari-nari dimulut kita “odorigui”.

Hachinoko

"Hachinoko" adalah larva lebah yang di gemari juga di Jepang,,,trus apabila bar lokal di Jepang kehabisan kacang untuk cemilan, maka larva lebah “Hachinoko” yang renyah ini bisa jadi penggantinya.

Oya, asal kalian tahu, larva lebah ini menjadi hidangan favorit mendiang Kaisar Hirohito dicampur dengan nasi yang dibumbui kecap dan gula.


Zazamushi

Makanan lain yang tersedia secara luas di Jepang baik dalam kemasan kalengan atau di restoran, adalah zazamushi (serangga yang hidup di air). Zazamushi sebenarnya bukan serangga, tapi sebuah nama yang diterapkan pada larva serangga yang hidup di dasar sungai.

Kujira & Iruka

Bukti nyata bahwa di Jepang, ikan paus “kujira” masih dikonsumsi sebagai makanan dalam hidangan berupa sashimi. Wahh.. Saya tidak menyarankan untuk yang satu ini, soalnya paus termasuk hewan yang dilindungi dan sudah terancam populasinya.

Bahkan lumba-lumba “iruka” yang lucu berakhir naas di dalam kemasan di supermarket.



Shiokara

Shiokara adalah makanan hasil laut yang sudah difermentasi dengan rasa yang asin dan amis.

(sumber:japanlands)

8:05 PM

How to make Japanese Katana Cosplay Tutorial

Ini adalah tiga dari Tutorial Cara untuk Membuat Katana untuk cosplay terbaik di DeviantArt. Aku tidak akan memperlihatkan gambar aslinya karena aku bukanlah pencipta gambar ini. Karena itu, aku hanya memberikan tautannya. Douzo~!

(sumber: cosplay.sharing-info.com)

7:25 PM

COSPLAY JEPANG DAN SEJARAHNYA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiDhxcpfSwZfsL9_nijOYVdjGas0YWC0pWfYEvCsFV7ryB-6ej4LkyaCq0jBZDcUulM6kbGF6VjxRkiuDTnsjNubkbFOt-HHTdgYRFhBtfzQzEzr5uby6BgFx4brvgrMDhlaxri5Gr-hsR/s400/cosplay-7-allcutegirls.wordpress.com.jpg

Sebagaimana kita tahu bahwa cosplay ternyata begitu populer. Bisa dibilang populer karena cosplay terkenal sangat mirip dengan tokoh kartun (dan lebih cantik aslinya tentunya). Dengan dandanan yang cantik dan kebanyakan tampil seksi merupakan salah satu pesona yang membuat semua orang kagum dengan yang namanya cosplay.

Cosplay itu apa sih?

Semua sudah tahu istilah cosplay kan? Apa sih cosplay itu? Hmm, tenang saja. Tidak berbau porno kok!

Sebenarnya, cosplay atau kosupurē (atau disingkat kosu saja) adalah istilah bagi orang yang hobi berkostum ala karakter dalam film animasi, komik (manga), maupun video game. Berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Inggris Costum and Play. Pelakunya biasa disebut cosplayer atau kosupurēyā.

Sebenarnya sih, cosplay bersifat universal, tidak meski melulu karakter dari Jepang. Cuman yang paling populer di Indonesia, ya, cosplayer Jepang. Penyebabnya bervariasi, bisa karena dominasi komik (manga) yang kebanyakan didominasi oleh komik Jepang.

Bagi penggemar film kartun, Naruto, One Piece, dan Bleach, atau kartun popular lainnya, adalah alasan utama. Bagi yang gemar bermain musik apakah ada? Oh tentu saja, musik Jepang pun juga tidak kalah bagusnya dengan musik dari negeri Barat.

Jika musik Barat kebanyakan adalah classic atau Rock, musik Jepang mempunyai ciri khas sendiri dengan ritme dan chord scale yang unik. Contohnya saja J-Rock yang bisa dibilang band unik. Kembali lagi ke soal cosplay. Sebenarnya banyak juga cosplay Barat, namun menurut penulis, kurang bagus dan sedap dipandang mata. Haha…

Cosplay Jepang, entah mengapa, kebanyakan hasilnya sangat memuaskan bahkan mendekati kemiripan toko asli dalam manga ataupun film kartun.

Mungkin karena si pembuat manga alias film kartun itu menggambarkan wajah orang Jepang, jadinya ketika orang Jepang sendiri yang meniru pasti sangat cocok. Bahkan ada seorang wanita Jepang yang memang bekerja sebagai cosplayer dan pendesain kostum-kostum cosplay sekaligus modelnya.


click to zoom

http://www.reimeika.ca/marco/beauty/cosplay.jpg


Perhatikan saja gambar atas. Cantik dan keren bukan? Namanya Arisa Mizuhara. Dia merupakan cosplayer paling terkenal yang sekaligus merangkap sebagai pencipta desain plus modelnya.

Sejarah Cosplay

Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film-fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konveksi fiksi ilmiah.

Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah.

Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show). Di Jepang, peragaan “cosplay” pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17.

Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.

Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang.

Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shoujo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran Doujinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.

Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan Doujinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut “Tominoko-zoku” ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam.

Kelompok bernama Tominoko-zoku ini dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah “Tominoko-zoku” diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku.

Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan “cosplay” sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.

Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Toukai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di Asahi TV ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.

Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa “ber-cosplay“. Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-koz?) yang senang memotret kegiatan cosplay.

Nah, sudah tau kan apa itu cosplay? Di Indonesia pun banyak universitas dan organisasi kejepangan yang sengaja menggelar pesta cosplay untuk menyenangkan para penggemar komik atau anime. Nah kalau di Indonesia cosplay-nya “seindah” dan “seramai” cosplay di Jepang, pasti banyak lahan pekerjaan baru.

(sumber: wikipedia.org)

8:25 PM

Komunitas Terdidik: Belajar dari Jepang

Opini kecil, yang saya tulis sewaktu masih tinggal di Jepang. Pernah dimuat di kolom Opini, Surat Kabar Republika, tanggal 15 Juli 2002.

Tiada hari terlewatkan tanpa membaca surat kabar Indonesia melalui Internet. Di sana-sini bermunculan berita mengenai rusaknya moral dan carut marutnya kepribadian masyarakat Indonesia, layaknya sebuah bangsa yang tidak terdidik. Dan kerusakan ini secara signifikan dan menyeluruh melanda berbagai golongan masyarakat Indonesia, dari pejabat atas, menengah sampai rendah, dari anggota DPR sampai menular ke masyarakat umum. Kemudian kalau kita menyimak berita-berita Internasional, sudah menjadi hal yang lazim, bahwa Indonesia selalu memenangi kontes-kontes internasional yang berhubungan dengan sifat buruk. Dari masalah besarnya jumlah korupsi, pelanggaran HAM, pembajakan software, sampai rendahnya masalah sumber daya manusia (SDM).

Pada tulisan ini, penulis mencoba menguraikan tentang bagaimana sebuah komunitas terdidik (knowledged community) dan beradab itu sebenarnya bisa terbentuk dari sesuatu hal yang sangat sederhana.

bus.jpgDari mengamati perilaku kehidupan masyarakat Jepang, sebenarnya tergambar bagaimana sebuah komunitas terdidik terlahir dari suatu sifat dan sikap yang sederhana. Yang pertama mari kita lihat bagaimana orang Jepang mengedepankan rasa “malu”. Fenomena “malu” yang telah mendarah daging dalam sikap dan budaya masyarakat Jepang ternyata membawa implikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan. Penulis cermati bahwa di Jepang sebenarnya banyak hal baik lain terbentuk dari sikap malu ini, termasuk didalamnya masalah penghormatan terhadap HAM, masalah law enforcement, masalah kebersihan moral aparat, dsb.

eki.jpgBagaimana masyarakat Jepang bersikap terhadap peraturan lalu lintas adalah suatu contoh nyata. Orang Jepang lebih senang memilih memakai jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan raya. Bagaimana taatnya mereka untuk menunggu lampu traffic light menjadi hijau, meskipun di jalan itu sudah tidak ada kendaraan yang lewat lagi. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

densha.jpgHal menarik berikutnya adalah bagaimana orang Jepang berprinsip sangat “ekonomis” dalam masalah perbelanjaan rumah tangga. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Sekitar 8 tahun yang lalu, masa awal-awal mulai kehidupan di Jepang, penulis sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar pukul 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 10 atau 20 yen. Juga bagaimana orang Jepang lebih memilih naik densha (kereta listrik) swasta daripada densha milik negeri, karena untuk daerah Tokyo dan sekitarnya ternyata densha swasta lebih murah daripada milik negeri. Dan masih banyak lagi contoh yang sangat menakjubkan dan membuktikan bahwa orang Jepang itu sangat ekonomis.

Secara perekonomian mereka bukan bangsa yang miskin karena boleh dikata sekarang memiliki peringkat GDP yang sangat tinggi di dunia. Mereka juga bukan bangsa yang tidak sibuk atau lebih punya waktu berhidup ekonomis, karena mereka bekerja dengan sangat giat bahkan terkenal dengan bangsa yang gila kerja (workaholic). Tetapi hebatnya mereka tetap memegang prinsip hidup ekonomis. Ini sangat bertolak belakang dengan masyarakat negara-negara berkembang (baca: Indonesia) yang bersifat sangat konsumtif. Terus terang kita memang sangat malas untuk bersifat ekonomis. Baru dapat uang sedikit saja sudah siap-siap pergi ke singapore untuk shopping, atau beli telepon genggam baru.

imigrasi.jpgSifat berikutnya adalah masalah “sopan santun dan menghormati orang lain”. Masyarakat Jepang sangat terlatih refleksnya untuk mengatakan gomennasai (maaf) dalam setiap kondisi yang tidak mengenakkan orang lain. Kalau kita berjalan tergesa-gesa dan menabrak orang Jepang, sebelum kita sempat mengatakan maaf, orang Jepang dengan cepat akan mengatakan maaf kepada kita. Demikian juga apabila kita bertabrakan sepeda dengan mereka. Tidak peduli siapa yang sebenarnya pada pihak yang salah, mereka akan secara refleks mengucapkan gomennasai (maaf).

Kalau moral dan sifat-sifat sederhana dari orang Jepang, seperti malu, hidup ekonomis, menghormati orang lain sudah sangat jauh melebihi kita, ditambah dengan majunya perekonomian dan sistem kehidupan. Sekarang marilah kita bertanya kepada diri kita, hal baik apa yang kira-kira bisa kita banggakan sebagai bangsa Indonesia kepada mereka ?

Bangsa Indonesia bukan bangsa yang bodoh dan tidak mengerti moral. Kita bisa menyaksikan bahwa mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang belajar Jepang, Jerman, Amerika dan di negara -negara lain, banyak sekali yang berprestasi dan tidak kalah secara ilmu dan kepintaran. Demikian juga kalau kita bandingkan bagaimana para pengamat dan komentator Indonesia menguraiakan analisanya di televisi Indonesia. Selama hidup 8 tahun di Jepang penulis belum pernah menemukan analisa pengamat dan komentator di televisi Jepang yang lebih hebat analisanya daripada pengamat dan komentator Indonesia. Dan ini menyeluruh, dari masalah ekonomi, politik, sistem pemerintahan bahkan sampai masalah sepak bola.

Akan tetapi sangat disayangkan bahwa fakta menunjukkan, secara politik dan sistem pemerintahan kita tidak lebih stabil daripada Jepang, secara ekonomi kita jauh dibawah Jepang. Dalam masalah sepakbola juga dalam waktu singkat Jepang sudah berprestasi menembus 16 besar pada piala dunia tahun 2002 ini, sementara kita sendiri masih berputar-putar dengan permasalahan yang tidak mutu, dari masalah wasit, pemain sampai kisruhnya suporter.

Mengambil pelajaran dari kasus yang telah diuraikan penulis diatas. Ternyata kepintaran dan kepandaian otak kita adalah tidak cukup untuk membawa kita menuju suatu komunitas yang terdidik. Justru sikap dan prinsip hidup yang sebenarnya terlihat sederhana itulah akan secara silmultan membentuk suatu bangsa menjadi bangsa besar dan berperadaban.


Romi Satria Wahono

(sumber: romisatriawahono.net)