Showing posts with label Culture. Show all posts
Showing posts with label Culture. Show all posts
2:48 AM

10 Fakta Acak tentang Budaya Jepang

Mencoba memilih 10 fakta mengenai Jepang dan kebudayaan Jepang itu memang terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami, namun akhirnya di bawah sudah terpilih sebongkah fakta mengenai Jepang.

Tanpa ada urutan khusus, berikut 10 fakta mengenai Jepang tersebut:
  1. Masa sekolah dimulai pada bulan April, bukan bulan Juli (seperti di Indonesia, Rusia), September (seperti di Amerika, Kanada), maupun Januari (seperti di Australia);
  2. Orang dewasa membaca komik (manga) sama seringnya dengan anak kecil;
  3. Orang Jepang mengendarai kendaraan di sebelah kiri jalan, sama seperti Indonesia, Hong Kong, Britania Raya;
  4. Kosakata untuk "nasi" dan "makanan" sama dalam bahasa Jepang;
  5. Nippon 'Ham Fighters' (北海道日本ハムファイターズ, Hokkaidō Nippon-Hamu Faitāzu) dari Hokkaido merupakan nama sebenarnya dari sebuah tim baseball profesional;
  6. Di Jepang, jauh lebih sulit lulus dari sekolah menengah (SMA), daripada lulus dari perguruan tinggi;
  7. Beberapa orang Jepang mengacu kepada generasi muda Jepang sebagai "manusia baru";
  8. Kebanyakan orang Jepang tidak memiliki perangkat komputer di rumah--mereka lebih menggunakan ponsel mereka;
  9. Meskipun musim dingin yang beku, banyak rumah di Jepang yang masih belum memiliki pemanas pusat--tidak seperti di Amerika Serikat;
  10. Surat lamaran pekerjaan di Jepang selalu menyertakan sebuah foto dan umur pelamar--berbeda dengan di Amerika Serikat.
(japanesecultureandlanguage.blogspot.com)

12:48 AM

Lima Hal Yang Membuat Bangsa Jepang Maju

Negara ini pernah dua kali dibom oleh Sekutu, terlibat konflik horisontal, dan diancam kelaparan, tapi puluhan tahun kemudian bangkit dan segera menjelma menjadi negara kuat di Asia, bahkan dunia. Apa rahasia yang membuat mereka bisa berkembang dengan sangat pesat?

Ada banyak faktor yang membuat bangsa Jepang lebih maju. Tentunya kita dapat mencontoh dan menerapkannya pada keseharian kita bangsa Indonesia. Berikut ini adalah lima hal yang membuat bangsa Jepang maju :

  1. Pekerja Keras

    “Di dunia ini tidak ada orang yang gagal, yang ada hanyalah orang yang malas”. Mungkin itulah moto yang mereka jadikan pedoman dalam bekerja. Orang Jepang dikenal pekerja keras dan profesional. Mereka tidak mudah menyerah dalam mendapatkan sesuatu.

  2. Tepat Waktu

    Orang Jepang dikenal sangat tepat waktu. Bagi mereka waktu adalah hal yang paling berharga. Bagi mereka, menunda pekerjaan sama dengan menambah pekerjaan. Sebenarnya sama juga dengan pemahaman orang Indonesia, hanya saja orang Indonesia kurang dalam mengaplikasikannya.

  3. Punya Rasa Malu

    Siapa bilang rasa malu itu harus dihilangkan? Mau jadi apa bangsa ini kalau kita tidak punya rasa malu? Malu di sini bukanlah rasa malu untuk berkembang, tapi malu untuk meneruskan kesalahan. Orang Jepang yang merasa gagal, pasti merasa malu dan mengundurkan diri. Bahkan jaman perang dulu, jenderal perang yang gagal rela untuk bunuh diri sebagai upah kegagalannya.

  4. Menjaga Tradisi

    Orang Jepang bukanlah tipe orang yang lupa akan kulitnya. Secanggih apapun modernisasi dan teknologi, mereka selalu memasukkan tradisi bangsa mereka. Ini bukanlah sesuatu yang kuno, tapi justru bisa menjadi ciri khas dan karakter suatu bangsa. Jika bangsa kita saja tidak mempunyai karakter, bagaimana mau maju?

  5. Punya Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi

    Orang Jepang selalu mempunyai motivasi tersendiri untuk mempelajari hal yang baru. Hal itu didukung pula oleh kebiasaan mereka yang rajin membaca dan terbuka pada pemikiran baru.

Jadi, apakah kita ingin mempertahankan sifat malas dan suka menunda-nunda pekerjaan kita, atau kita bisa bangkit seperti semangat negara Jepang itu? Life is a matter of choice. Silahkan pilih sendiri jalanmu.

(id.jobs.com)

1:49 AM

Maneki Neko, Kucing Keberuntungan Orang Jepang

Maneki Neko (招き猫, secara literal berarti "Kucing Pemanggil"; juga dikenal sebagai Kucing Selamat Datang, Kucing Keberuntungan, Kucing Uang) sangat disukai banyak orang karena bentuk mukanya yang bulat dan mata besarnya yang menarik. Mungkin itulah alasan mengapa patung ini dipilih sebagai simbol keberuntungan. Selain itu, karena kepopulerannya di antara komunitas Tionghoa dan seringnya terlihat di toko-toko orang Tionghoa, Maneki Neko, yang juga disebut 财猫 zhao cai mao (Mandarin) atau chio chai niau (Hokkien), sering secara keliru dianggap berasal dari kebudayaan Tionghoa dibanding Jepang, juga secara keliru disebut sebagai "Kucing Keberuntungan Orang Cina (Tionghoa)".

Keberuntungan pasti diharapkan setiap orang khususnya mereka yang bergerak di bidang bisnis. Bahkan lebih penting bagi para pedagang Jepang sebab mereka begitu percaya hal-hal yang kita anggap takhayul. Mereka sering menempatkan, di belakang atau di depan toko mereka, beberapa jenis jimat, dengan harapan bisnis mereka akan berjalan mulus. Jenis jimat keberuntungan yang paling terkenal di toko komunitas Jepang adalah sebuah patung kecil yang memiliki bentuk kucing yang sedang melambaikan tangannya. Patung tersebut dikenal sebagai "Maneki Neko".



Maneki Neko terlihat seperti seekor kucing yang sedang melambaikan tangannya untuk menyapa pengunjung namun sebenarnya itu merupakan gestur seekor kucing yang sedang membersihkan mukanya. Kucing sering mencuci mukanya kapanpun saat hujan terlihat mau turun. Selain itu, karena sensitivitasnya, kucing sering merasa gelisah ketika ada seseorang yang mendekatinya. Untuk melepaskan ketakutannya, kucing mencuci mukanya. Dari gestur kucing inilah, orang Jepang berasumsi bahwa setiap kali kucing membersihkan mukanya akan datang pula pengunjung (pembeli). Sebagai tambahan, seekor kucing yang sedang membersihkan mukanya terlihat seperti sedang menyapa seseorang. Karena itu, orang Jepang percaya jika mereka menyimpan patung seekor kucing dengan gestur "menyapa" di depan toko mereka, pengunjung pasti datang.

Namun, ini hanyalah sebuah interpretasi. Banyak kumpulan dongeng dan penjelasan mengapa Maneki Neko dipilih sebagai jimat keberuntungan. Bagaimanapun, karakteristik utama kisah-kisah mengenai asal usul Maneki Neko adalah bahwa seekor kucing menyelamatkan pemiliknya dari bahaya atau penyakit juga kemiskinan sehingga pemiliknya menjadi kaya dan sejahtera. Kebanyakan orang percaya bahwa ada perbedaan arti saat Maneki Neko melambaikan tangan kiri atau kanannya. Jika melambaikan tangan kanan, artinya akan ada keberuntungan dan kekayaan lebih bagi sang usahawan; sedangkan jika melambaikan tangan kiri, akan ada lebih banyak pengunjung datang. Semakin tinggi sang kucing melambaikan tangannya, semakin banyak pula pengunjung, kekayaan dan keberuntungan akan datang menghampiri sang usahawan. Mengumpulkan Maneki Nekos merupakan hobi dari banyak orang Jepang dan mereka bahkan menciptakan klub-klub Maneki Neko. Maneki Nekos sekarang ini bukan hanya dianggap sebagai jimat keberuntungan bagi para pedagang Jepang, tetapi juga sebagai suatu simbol keberuntungan bagi setiap orang di Jepang dan di banyak negara di dunia.

(chinatownconnection.com)

12:42 PM

DAFTAR GEREJA DI JEPANG

Beberapa Denominasi Besar:

  1. Anglican Church of Japan (Nippon Sei Ko Kai, Gereja Anglikan Jepang) - Email: province@nskk.org
  2. Assemblies of God (Sidang-Sidang Jemaat Allah)
  3. Japan Baptist Convention - bapken1@mwa.biglobe.ne.jp
  4. Japan Baptist Union - Email:GeneralSecretary@jbu.or.jp
  5. Japan Evangelical Lutheran Church (Gereja Lutheran Injili Jepang) - Japanese website, English websitejelc@jelc.or.jp
  6. Korean Christian Church in Japan - Email:kccj@kb3.so-net.ne.jp
  7. Mennonite Brethren (Persaudaraan Menonit)
  8. Presbyterian Church (Gereja Presbiterian)
  9. Salvation Army
  10. United Church of Christ in Japan (Nihon Kirisuto Kyodan) - sokanzi-r@uccj.org
Beberapa Gereja di Jepang:
  1. Alliance Church Kobe
  2. All Souls Church, Chatan, Okinawa - No Kontak: 81 (98) 936-7261
  3. Chuo Christ Gospel Church - 2-1-18 Mukohara, Higashi Yamato, Tokyo, Japan 207-0013 No Kontak: 042-564-9931
  4. Evangelical Free Church
  5. Evangelical Lutheran Church
  6. God's Flock Christian Fellowship - Adachi-Ku Senju Hashido-Cho 22 Banchi Yasuda Hata 201 - No Kontak: 03 3882 3670 - Email
  7. Grace Bible Church - downtown Yokohama (di atas Denney's Restaurant), Japan - No Kontak: 045.663.2402
  8. International Christian University Church (Website: Jepang / Inggris) - Email: webmaster@icuchurch.com
  9. Japan Free Methodist Church
  10. Kobe Union Church (Website: Jepang / Inggris / Jerman) - Email
  11. German-Speaking Evangelical Church - Email: KreuzkircheTokyo@gol.com
  12. Nerima Grace Chapel, Nerima-ku, Tokyo - Email: ngc@mb.infoweb.or.jp Address: 10-2, Sakae-cho, Nerima-ku
  13. Nippon Sei Ko Kai - No Kontak: (098) 936-7261 - 101 Aza Yoshihara - Chatan-Cho, Okinawa, Nippon 904-01
  14. Preterist Japan - Kobe - Email
  15. Tokyo Evangelical Church - 1-2-12 Kichijoji Kita-machi Musashino-shi, Tokyo 180-0001, Japan - No Kontak: 03-3311-6240 Email
  16. Tokyo Seisho Shukai of Mukyokai Group
  17. Tokyo Union Church - Email: tuc@gol.com
  18. Victory Christian Center
  19. West Tokyo Union Church - Email: RevClaudia@aol.com
  20. Yearly Meeting of Religious Society of Friends
  21. Yokohama Shukai of Mukyokai Group
  22. Yokohama Union Church - Email: yuc@church.email.ne.jp
  23. Your Church International Service - 1-10-10 Morino, Machida, Tokyo Japan -email: John@yourchurch.gr.jp- pastor: Andy Nagahara - No Kontak: 042-759-0131
  24. Japanese Churches in Other Locations...

Beberapa Organisasi Gereja:

  1. Anglican-Episcopal Diocese of Okinawa
  2. Association of Christian Kindergartens (website sedang dalam perbaikan) - Email: kihoren@big.or.jp
  3. AVACO - Christian Mass Communications Center (Website: Jepang, Inggris) - Email: avaco@ppp.fastnet.ne.jp
  4. Japan Bible Society - Email: adm@bible.or.jp
  5. Japan Christian Cultural Association
  6. Japan Christian Medical Association - Email: JDZ00726@nifty.ne.jp
  7. Japan Evangelical Missionary Organization
  8. KYOFUKAI - Organisasi Wanita Kristiani Jepang; Email: kyofukai@jca.apc.org
  9. National Councils of YMCAs of Japan (Website: Jepang, Inggris) Email: info@ymcajapan.org
  10. National YWCA of Japan - Email:office-japan@ywca.or.jp

Organisasi Lainnya:

  1. Asian Health Institute (Website Jepang, Inggris) - Email: ahi@jca.apc.org
  2. Christian Political League - Email: yotaro.nakamura@nifty.ne.jp
  3. Fellowship of Reconciliation - Email: Tanakapeace@aol.com
  4. German Midnight Mission (MBK Mission)
  5. International Christian Body
  6. Japan Christian Academy (Kansai Seminar House) - Email: nca@academy-kansai.com
  7. Japan Christian Council for Evangelism with the Blind - Email: VZW05310@nifty.ne.jp
  8. Swiss East Asia Mission
  9. Tomisaka Christian Center (Website:Inggris, Korea) - Email: tomisaka@mti.biglobe.ne.jp


Sumber: across.co.nz

11:54 AM

DAFTAR MASJID DI JEPANG

Nama Resmi MasjidArea
(Prefektur)
Alamat Lengkap
Keterangan
Masjid Hasanath
[Masjid Toyota]
Aichi 28-1 Aoki, Tsutsumi-cho, Toyota-shi,
Kode Pos: 473-0932
E-mail: info@toyotamasjid.org
Website: www.toyotamasjid.org
Nagoya Masjid Aichi 2-26-7 Honjin Dori, Nakamura-ku, Nagoya-shi,
Kode Pos: 453-0041
Website: nagoyamosque.com
Nagoya Port Masjid Aichi 33-3 Zennan-cho, Minato-ku, Nagoya-shi,
Kode Pos: 455-0814
Shin Anjo Masjid Aichi 1-11-15 Imaike-cho, Anjo-shi,
Kode Pos: 446-0071
Chiba Masjid
(Dalam Pembangunan)
Chiba 254-1-2 Sanno-cho, Inage-ku, Chiba-shi,
Kode Pos: 263-0002
No Kontak: 080-3218-0516
090-3341-7536
Masjid Hira
[
Masjid Gyotoku]
Chiba 3-3-19 Gyotoku Ekimae, Ichikawa-shi,
Kode Pos: 272-0133
No Kontak: 03-3871-6061
Website:
www.icoj.org
Niihama Masjid Ehime 2-2-43 Ikku-cho, Niihama-shi,
Kode Pos: 792-0025
Website: www.dokidoki.ne.jp/home2/islam
Fukuoka Masjid Fukuoka 3-2-18 Hakozaki, Higashi-ku,, Fukuoka-shi,
Kode Pos: 812-0053
E-mail: information@fukuokamasjid.org
Website: www.fukuokamasjid.org
Matsuyama Musalla Ehime 1-20 Dogo Imaichi, Matsuyama-shi,
Kode Pos: 790-0845
Fatiha Masjid
[
Masjid Kakamigahara]
Gifu 4-18 Mi-i-cho, Kakamigahara-shi,
Kode Pos: 504-0941
Babul Islam Masjid
[
Masjid Gifu]
Gifu 8 Higashi Machida, Furuichiba, Gifu-shi,
Kode Pos: 501-1121
Website: nagoyamosque.com/gifu
Jame Masjid Muhammadiya Masoomiya
[
Masjid Isesaki]
Gumma 37-4 Kita-machi, Isesaki-shi,
Kode Pos: 372-0056
Masjid Darussalam
[
Masjid Sakaimachi]
Gumma 772 Sakai, Isesaki-shi,
Kode Pos: 370-0124
Masjid Quba
[
Masjid Tatebayashi]
Gumma 4-7-26 Honcho, Tatebayashi-shi,
Kode Pos: 374-0024
No Kontak: 03-3871-6061
Website:
www.icoj.org
Masjid Salamat Gumma Tatebayashi-shi,
Kode Pos:
Al Noor Masjid
[
Masjid Otaru]
Hokkaido 5-4-27 Inaho, Otaru-shi,
Kode Pos: 047-0032
Website: www.noormasjid.com
Muroran Mosque Hokkaido 5-18-6-1F Takasago-cho, Muroran-shi,
Kode Pos: 050-0072
Sapporo Masjid
[
Masjid Sapporo]
Hokkaido 3-7-2 Nishi, Kita 14jo, Kita-ku, Sapporo-shi,
Kode Pos: 001-0014
Website: www.hisociety.jp
Kobe Masjid Hyogo 2-25-14 Nakayamate Dori, Chuo-ku, Kobe-shi,
Kode Pos: 650-0004
Website: www.kobemosque.org
Hitachi Masjid
[
Masjid Hitachi]
Ibaraki 3-13-10 Higashi Narusawa-cho, Hitachi-shi,
Kode Pos: 316-0034
No Kontak: 090-3319-4223
090-4177-6159, 080-3274-2057
Madina Masjid
[
Masjid Madina]
Ibaraki 783-2 Hananoi, Omitama-shi,
Kode Pos: 319-0124
No Kontak: 090-5813-9848
E-Mail: mail@icljapan.com
Masjid Abu Bakar Siddique
[
Masjid Mito]
Ibaraki 345-8 Sumiyoshi-cho, Mito-shi,
Kode Pos: 310-0844
Masjid Bait-ul Mukarram
[
Masjid Hitachi Naka]
Ibaraki 302-1 Edakawa, Hitachinaka-shi,
Kode Pos: 312-0035
Tsukuba Masjid
[
Masjid Tsukuba]
Ibaraki 315-10 Kaname, Tsukuba-shi,
Kode Pos: 300-2662
Website: www.tsukubamosque.com
Takamatsu Musalla Kagawa 3-4 Yasaka-machi, Takamatsu-shi,
Kode Pos: 760-0049
Ja'me Masjid Yokohama
[
Masjid Yokohama]
Kanagawa 1-31-13 Hayabuchi, Tsuzuki-ku, Yokohama-shi,
Kode Pos: 224-0025
E-mail: info@masjid-yokohama.jp
Website: www.masjid-yokohama.jp
Ebina Masjid
[
Masjid Ebina]
Kanagawa 3-12-1 Hongo, Ebina-shi,
Kode Pos: 243-0417
Kyoto Masjid Kyoto 92 Miyagaki-cho, Kamigyo-ku, Kyoto-shi,
Kode Pos: 602-0853
Sendai Masjid
[
Masjid Sendai]
Miyagi 7-7-24 Hachiman, Aoba-ku, Sendai-shi,
Kode Pos: 980-0871
Website: www.iccsendai.org
Madni Masjid
[
Masjid Niigata Port]
Niigata 15-1 Tarodai, Kita-ku, Niigata-shi,
Kode Pos: 950-3101
Okayama Islamic Center
[
Masjid Okayama]
Okayama 2-1-7 Tsushima Higashi, Kita-ku, Okayama-shi
Osaka Masjid Osaka 4-103-1 Owada, Nishi Yodogawa-ku, Osaka-shi,
Postal Code : 555-0041
No Kontak: 080-3822-4143
090-3993-8708, 090-3713-3199
Osaka Ibaraki Masjid Osaka 4-6-13 Toyokawa, Ibaraki-shi,
Kode Pos: 567-0057
Website: osakamosque.org
Masjid Bait-ul Aman
[
Masjid Gamo]
Saitama 1-33 Gamo, Koshigaya-shi,
Kode Pos: 343-0838
Masjid-e Rahmat Saitama 916-1 Niihori, Kuki-shi,
Kode Pos:
No Kontak: 090-2206-5122
090-5759-1853, 090-5759-1853
Ichinowari Masjid
[
Masjid Ichinowari]
Saitama 1-1-6 Bingo Nishi, Kasukabe-shi,
Kode Pos: 344-0033
Kita Sakado Musalla Saitama 1 menit perjalanan dari Stasiun Kita Sakado
No Kontak: 090-2665-0011
090-3346-8354
Toda Masjid
[
Masjid Toda]
Saitama 4-5-1 Niizo Minami, Toda-shi,
Kode Pos: 335-0026
Jama Masjid Ghousia
[
Masjid Yashio]
Saitama 649 Ukizuka, Yashio-shi,
Kode Pos: 340-0835
E-mail: yashiomasjid@hotmail.com
Website: www.yashiomasjid.com
Fuji Masjid Shizuoka 2561-29 Nakazato, Fuji-shi,
Postal Code : 417-0826
Mohammadi Masjid
[
Masjid Hamamatsu]
Shizuoka 161-2 Terawaki cho, Minami-ku, Hamamatsu-shi,
Kode Pos: 430-0841
No Kontak: 053-442-5867
Website:
www.hamamatsumosque.com
Al-Tawheed Mosque
[
Masjid Hachioji]
Tokyo 36-6 Hiraoka Machi, Hachioji-shi,
Kode Pos: 192-0061
Website: www.geocities.jp/masjid_al_tawheed
Arabic Islamic Institute
[
Masjid Hiro-o]
Tokyo 3-4-18 Moto Azabu, Minato-ku,
Kode Pos: 106-0046
Website: www.aii-t.org
Ikebukuro Mushalla Tokyo 1-2-3-401 NishiIkebukuro, Toshima-ku
Kode Pos: 171-0021
No Kontak: 03-3985-4669
Indonesia Musalla Tokyo 3-6-6 Meguro, Meguro-ku,
Kode Pos: 153-0063
Masjid As-Salaam
[
Masjid Ueno Okachimachi]
Tokyo 1F As-Salaam Bldg., 4-6-7 Taito, Taito-ku,
Kode Pos: 110-0016
E-mail: admin@assalaam.info
Website: www.assalaam.info
Masjid Otsuka
Tokyo 3-42-7 Minami Otsuka, Toshima-ku,
Kode Pos: 170-0005
Website: www.islam.or.jp
Masjid Darul Arqam
[
Masjid Asakusa]
Tokyo 1-9-12 Hihashi Asakusa, Taito-ku,
Kode Pos: 111-0025
No Kontak: 03-3871-6061
Website: www.icoj.org
Makki Masjid
[
Masjid O-hanajaya]
Tokyo 5-22-14 Yotsugi, Katsushika-ku,
Kode Pos: 124-0011
No Kontak: 03-5670-7426
Machida Musalla Tokyo 4-22-16-202 Hara Machida, Machida-shi,
Kode Pos: 194-0013
Shibuya Mushalla Tokyo 1107 Sagas Bldg., Dougenzaka, Shibuyaku
Kode Pos: 150-0043
ShinOkubo Mushalla Tokyo 2-10 Hyakunincho, Shinjukuku-ku
Kode Pos: 169-0073
Tokyo Jamii
[
Masjid Tokyo]
Tokyo 1-19 Oyama-cho, Shibuya-ku,
Kode Pos: 151-0065
E-mail: info@tokyocamii.org
Website: www.tokyocamii.org
Toyama Masjid Toyama 110-2 Tsubatae, Imizu-shi,
Kode Pos: 934-0038
Babul Islam Masjid
[
Masjid Oyama]
Tochigi 237-1 Hitotonoya, Oyama-shi,
Kode Pos: 323-0827
Ashikaga Masjid
[
Masjid Ashikaga]
Tochigi 1347 Yamashita-cho, Ashikaga-shi,
Kode Pos: 326-0846
Tokushima Masjid Tokushima 2-8-1 Naka Shimada-cho, Tokushima-shi,
Kode Pos: 770-0052

Sumber: masjid.jp

9:03 PM

Miniatur Negeri Jepang

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Sumber: japandreaming.blogspot.com

(www.mochihotoru.co.cc)

8:59 PM

Sejarah Wasabi

Wasabi adalah tanaman asli Jepang dari suku kubis-kubisan (brassicaceae). Parutan rimpang (rizoma) yang juga disebut wasabi, dimakan sebagai penyedap masakan Jepang, seperti sashimi, sushi, soba, dan ochazuke. Daun, tangkai, dan rizoma memiliki aroma harum, sekaligus rasa tajam menyengat hingga ke hidung seperti mustar, tapi bukan pedas di lidah seperti cabai.

Unsur kimia yang menjadikan wasabi memiliki rasa menyengat (pedas) adalah isotiosianat (6-methylthiohexyl isothiocyanate, 7-methylthioheptyl isothiocyanate, dan 8-methylthiooctyl isothiocyanate). Senyawa ini bersifat antimikroba yang menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga irisan ikan segar selalu dimakan bersama wasabi.

Di alam bebas, tanaman hanya tumbuh liar daerah beriklim sejuk, di lembah pinggiran sungai atau di tengah air bersih yang mengalir perlahan-lahan. Di Jepang, wasabi tumbuh liar di sepanjang aliran sungai yang bersih dan sejuk (10-17℃) di daerah pegunungan pulau Honshu, Kyushu, dan Shikoku.

Tanaman herba tahunan, seluruh bagian tanaman memiliki aroma harum sekaligus rasa pedas menyengat bila dimakan. Rizoma berwarna hijau terang, berbentuk bulat panjang dan mengecil di bagian bawah. Daun keluar langsung dari bagian rizoma, tangkai agak panjang dan tumbuh ke atas dengan daun yang melebar. Daun berbentuk seperti jantung, diameter sekitar 10 cm. Di musim semi, dari rizoma keluar tangkai untuk bunga, letak daun bersilangan, dan ukuran daun lebih kecil dari daun yang keluar langsung dari rizoma. Bunga keluar di ujung tangkai, mekar di akhir bulan Februari-Maret, berwarna putih, daun mahkota empat helai, dan mekar tidak secara berturut-turut.

Budidaya wasabi dimulai sekitar tahun 1596-1615 di hulu Sungai Abe, Utougi, Prefektur Shizuoka. Pada waktu itu, penduduk desa Utougi mencabut wasabi yang tumbuh liar dan memindahkannya ke lahan di sekitar mata air yang terletak di Idougashira. Budidaya wasabi di Idougashira menjadi usaha budidaya wasabi yang pertama di Jepang. Hasilnya dipersembahkan kepada Tokugawa Ieyasu yang tinggal di Istana Sumpu. Menurut cerita, Ieyasu sangat menyukai rasa wasabi hadiah penduduk desa, dan begitu gembira dengan bentuk daun wasabi yang mirip lambang keluarga klan Tokugawa. Menurut cerita lain, penyebaran wasabi ke seluruh Jepang dimulai di pertengahan zaman Edo dari bibit tanaman wasabi yang diterima Itagaki Kanshirou setelah mengajarkan budidaya shiitake kepada penduduk Utougi.

Berdasarkan tempat penanaman, wasabi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, wasabi air (sawa wasabi) yang ditanam di anak sungai (bahasa Jepang: sawa), dan wasabi ladang (hatake wasabi) yang ditanam di ladang. Wasabi ladang bisa dipanen setelah berumur 18 bulan. Daun, tangkai, dan rizoma wasabi ladang dicampur dengan ampas beras hasil perasan sake. Hasilnya makanan olahan yang disebut wasabizuke untuk teman makan nasi, rasanya asin, manis, dan pedas menyengat. Wasabi air ditanam untuk diambil bagian rizoma yang dimakan mentah setelah diparut. Budidaya kecil-kecilan wasabi di saluran air dan anak sungai sering dijumpai di kawasan pegunungan di Jepang. Wasabi air perlu air yang bersih dan sejuk di tanah berpasir yang kaya hara. Dalam kondisi penanaman yang ideal, pupuk seperti pupuk kandang tidak diperlukan karena air menjadi kotor.

Wasabi air hasil budidaya memiliki rizoma yang lebih besar dibandingkan wasabi ladang atau wasabi liar. Rizoma mengeluarkan Allyl isothiocyanate yang bersifat antimikroba, sehingga tanah di sekitarnya bebas mikroba. Tanaman tidak bisa menjadi besar karena di tanah sekeliling tempat tumbuhnya tidak terdapat mikroba yang dapat menyuburkan tanah. Selain itu, wasabi perlu tumbuh di aliran air yang bersih dan bening supaya Allyl isothiocyanate ikut terbawa bersama air, dan tanaman tidak ikut teracuni. Rizoma wasabi air bisa menjadi besar bila semua kondisi terpenuhi.

Panen wasabi tidak mengenal musim dan bisa dipanen kapan saja. Tanaman siap panen setelah 3-4 tahun, dan akar yang dapat dipanen sedikit, sehingga wasabi terutama wasabi segar berharga mahal. Hanya ada sedikit tempat yang cocok dijadikan sentra produksi di Jepang:

* Semenanjung Izu (Prefektur Shizuoka)
* Prefektur Nagano
* Prefektur Shimane
* Prefektur Yamanashi
* Prefektur Iwate.

Produksi dalam negeri tidak pernah mencukupi dan wasabi berharga mahal, sehingga Jepang perlu mengimpor sejumlah besar wasabi dari daratan Tiongkok, Taiwan, dan Selandia Baru.

Selain wasabi segar, dipasaran tersedia bubuk wasabi dalam bubuk wasabi kemasan kaleng, dan wasabi kemasan tube. Di Jepang, daun dan bunga wasabi digoreng sebagai tempura, dan wasabi digunakan sebagai perasa untuk berbagai produk makanan ringan hingga es krim.

Rozima wasabi diparut dengan alat parut dari logam (oroshigane). Walaupun demikian, sebagian kecil orang berpendapat aroma wasabi tidak hilang dan terasa lebih enak bila diparut dengan alat parut tradisional dari kulit ikan hiu. Wasabi hanya diparut seperlunya saja sebelum dimakan, karena aroma wasabi hilang di udara terbuka. Rasa pedas hingga keluar air mata merupakan kenikmatan tersendiri bagi penikmat wasabi. Anak-anak yang belum terbiasa, biasanya memakan sushi yang tidak diberi wasabi (bahasa Jepang: sabinuki).

Rizoma wasabi berharga mahal dan metode pengawetannya sulit, sehingga bubuk wasabi dan pasta wasabi dalam tube digunakan sebagai pengganti. Bubuk wasabi dan wasabi dalam tube sering dibuat dari bahan pengganti berupa lobak, dicampur rizoma Armoracia rusticana (bahasa Inggris: horseradish), dan bahan pewarna makanan. Bubuk wasabi kemasan kaleng dicampur dengan air untuk menghasilkan pasta wasabi yang siap santap.

Komposisi bubuk wasabi dan wasabi tube bergantung kepada merk dan produsen. Bila produk mengandung kadar wasabi asli lebih dari 50%, maka di kemasannya ditulis, Hon Wasabi (wasabi asli) atau Hon Wasabi Shiyou. Definisi “wasabi asli” bisa berarti bagian rizoma atau bagian lain dari tumbuhan (daun dan tangkai). Bila pasta wasabi mengandung kurang wasabi kurang dari 50%, maka pada kemasan ditulis sebagai Hon Wasabi Iri (Mengandung wasabi asli).

Sumber: edisonkuo.com

6:28 PM

Warnet di Negeri Sakura

Seperti juga di Indonesia, internet cafe di Jepang juga cukup banyak walaupun boleh dibilang hampir setiap rumah sudah mempunyai koneksi internet. Dan kebanyakan juga buka selama 24 jam. Ada beberapa hal mendasar yang membedakan antara warnet di sana dibandingkan dengan di sini yaitu harga (mahal banget!), kecepatan (cepet banget!), dan kebutuhan (nggak hanya untuk internet!).



Bicara mengenai harga, seperti biasa apa sih yang murah di sana? Lama penyewaan mulai dari 15 menit sampai setengah hari, dengan biaya rata-rata sekitar 500 Yen (sekitar 50.000 rupiah) untuk 15 menit, dan 1500 Yen (150 ribu rupiah) untuk 7-9 jam.



Nah, kalau bicara kecepatan sih tidak usah ditanya, rata-rata kecepatan internet di sana saat ini minimal 10 Mbps jadi pasti jauh lebih cepat dibandingkan di negeri kita tercinta ini.

Internet cafe alias warnet di Jepang juga kebanyakan tidak hanya sekedar tempat untuk berinternet ria tetapi juga biasanya kita bisa membaca buku komik (manga) secara gratis dengan koleksinya yang lumayan banyak.

Lalu bicara mengenai tempat itu sendiri, mereka biasanya membaginya dalam dua bagian yaitu ruangan terbuka dan ruangan tertutup untuk privasi dengan bentuk bilik-bilik kotak (cubicles). Hal itu tergantung permintaan. Kita bisa memilih untuk satu bilik bisa diisi satu orang, dua orang, atau lebih dari dua orang. Dan kadang, mereka juga menyiapkan dua komputer dalam satu bilik.

Sebagian besar bilik tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai macam alat, mulai dari komputer itu sendiri, webcam, microphone, dan juga teve untuk menonton.

Bagi Anda yang perokok, jangan khawatir mereka juga menyediakan tempat bagi para perokok. Lihat saja foto di bawah, itu ada asbak kan?



Walaupun "sedikit" mahal untuk berinternetan di sini, ada satu hal yang lumayan membuat kita sedikit senang yaitu kita bisa minum sepuasnya sampai kembung (dan GRATIS!) kecuali untuk makanan kecilnya, kita harus bayar.

Terakhir, bicara soal kebutuhan, belakangan ini ternyata internet cafe di sana tidak sekadar untuk internet, tetapi juga sebagai tempat tidur bagi orang-orang tertentu seperti pekerja paruh waktu atau sama seperti Love Hotel digunakan juga untuk tempat untuk bermalam bagi orang yang sudah ketinggalan kereta.

Alasannya sama saja dengan Love Hotel, yaitu internet cafe jauh lebih murah dibandingkan dengan mereka menginap di hotel. Lagipula, selain bisa tidur, mereka juga bisa internetan, membaca komik (manga), mandi air hangat (ada kamar mandi tetapi biasanya harus bayar), bahkan minum sampai kembung.



Satu hal yang sebenarnya sekarang menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah di sana seiring dengan meningkatnya pengganguran dan juga orang yang mendadak tidak punya tempat tinggal (homeless) adalah keberadaan internet cafe sudah mulai berubah fungsi sebagai rumah sementara bagi mereka yang tidak punya tempat tinggal.

(sumber : kaskus.us)

6:07 PM

Cerita Rakyat Jepang

Cerita Rakyat Jepang (denshou) adalah cerita dari folklor lisan yang lahir dan beredar di kalangan rakyat Jepang. Cerita rakyat Jepang banyak mendapat pengaruh dari Shintoisme dan Buddhisme, dua agama utama di Negeri Sakura.

Sering terdapat tokoh dan situasi yang menggelikan dan aneh di dalamnya, juga mencakup berbagai makhluk supernatural, seperti bodhisatya, kami (dewa dan roh yang dihormati), youkai (roh-monster, seperti oni, kappa, dan tengu), yuurei (hantu), ular naga, dan hewan-hewan dengan kekuatan supranatural seperti kitsune (rubah), tanuki (anjing rakun), mujina (luak), dan bakeneko (transformasi kucing), juga benda-benda yang sakral dan dirasuki.

Cerita rakyat Jepang sering dibagi ke dalam beberapa kategori: “mukashibanashi” (cerita zaman purbakala), “namidabanashi” (cerita sedih), “obakebanashi” (cerita hantu), “ongaeshibanashi” (cerita pembalasan kebaikan), “tonchibanashi” (cerita jenaka); “waraibanashi” (cerita lucu), dan “yokubaribanashi” (cerita keserakahan). Cerita rakyat Jepang juga meliputi Yukar (ユーカラ) atau cerita rakyat Ainu.

Sedangkan istilah yang digunakan di Jepang dalam literatur yang diterbitkan sesudah zaman Meiji hingga awal zaman Shouwa adalah minwa, mindan, atau ritan (cerita rakyat), kohi (cerita yang ditulis di batu), densetsu (legenda), dowa (cerita anak), otoginabashi (dongeng fantasi), dan mukashibanashi (cerita zaman dulu), dan sebagainya.

MOMOTARO

Momotaro (Taro si Buah Persik) adalah cerita rakyat Jepang yang mengisahkan anak laki-laki super kuat bernama Momotaro yang pergi membasmi raksasa. Diberi nama Momotaro karena ia dilahirkan dari dalam buah persik (momo), sedangkan “Tarou” adalah nama yang umum bagi laki-laki di Jepang.

Di zaman dulu kala, hiduplah seorang kakek dan nenek yang tidak punya anak. Ketika nenek sedang mencuci di sungai, sebutir buah persik yang besar sekali datang dihanyutkan air dari hulu sungai. Buah persik itu dibawanya pulang ke rumah untuk dimakan bersama kakek. Dipotongnya buah persik itu, tapi dari dalamnya keluar seorang anak laki-laki. Anak itu diberi nama Momotaro, dan dibesarkan kakek dan nenek seperti anak sendiri.


Momotaro tumbuh sebagai anak yang kuat dan mengutarakan niatnya untuk membasmi raksasa. Pada waktu itu memang di desa sering muncul para raksasa yang menyusahkan orang-orang desa. Momotaro berangkat membasmi raksasa dengan membawa bekal kue kibidango. Di tengah perjalanan menuju pulau raksasa, Momotaro secara berturut-turut bertemu dengan anjing, monyet, dan burung pegar. Setelah menerima kue dari Momotaro, anjing, monyet, dan burung pegar mau menjadi pengikutnya.


Di pulau raksasa, Momotaro bertarung melawan raksasa dengan dibantu anjing, monyet, dan burung pegar. Momotaro menang dan pulang membawa harta milik raksasa.


ISSUN BOSHI

Issun Boshi (Biksu Tiga Sentimeter) adalah cerita rakyat Jepang tentang pendekar berukuran tubuh tiga sentimeter. Senjatanya berupa katana dari sebatang jarum, sedangkan perahunya adalah mangkuk dari kayu yang didayung dengan sumpit. Cerita Issun Boshi yang umum dikenal orang berasal dari buku cerita bergambar Otogizoshi.


Pasangan suami istri lanjut usia yang tidak punya anak memohon kepada Sumiyoshi no Kami agar diberi anak. Permintaan mereka dikabulkan, dan lahir seorang anak yang tinggi tubuhnya hanya satu sun (ukuran panjang yang setara dengan tiga sentimeter). Anak itu ternyata tidak mau besar-besar, dan tingginya tetap tiga sentimeter sehingga diberi nama Issun Boshi yang berarti “biksu satu sun”.


Pada suatu hari, Issun Boshi ingin menjadi samurai. Ia pergi ke Kyoto membawa pedangnya berupa sebatang jarum, dan berlayar dengan perahu dari mangkuk kayu yang didayung dengan sebilah sumpit. Di Kyoto, ia diterima bekerja oleh sebuah keluarga yang tinggal di rumah besar dan mewah. Ketika putri dari keluarga tersebut ingin pergi ke kuil, Oni bermaksud menculiknya. Issun Boshi berkelahi dengan Oni untuk melindungi sang putri. Oni menelan tubuh Issun Boshi. Bagian dalam perut Oni ditusuk-tusuk oleh Issun Boshi. Oni yang merasa kesakitan meminta Issun Boshi untuk berhenti menusuk-nusuknya. Oni menyerah dan memuntahkan kembali Issun Boshi.


Oni melarikan diri ke gunung setelah meninggalkan sebuah palu ajaib. Palu itu disebut Uchide no Kozuchi yang bisa mengabulkan permintaan atau mengeluarkan uang bila diayunkan. Issun Boshi menggunakan palu ajaib untuk mengubah tubuhnya menjadi seukuran laki-laki dewasa. Issun Boshi menikahi sang putri dan hidup bahagia selamanya. Mereka berdua bisa mendapat makanan enak dan uang berlimpah hanya dengan mengayunkan palu ajaib.


URASHIMA TARO

Urashima Taro adalah legenda Jepang tentang seorang nelayan bernama Urashima Taro. Ia diundang ke Istana Laut (Istana Ryugu) setelah menyelamatkan seekor penyu. Dalam catatan sejarah Provinsi Tango (Tango no Kuni Fudoki) terdapat cerita berjudul Urashima no Ko, tapi menceritakan tentang delapan bidadari yang turun dari langit. Selain itu, kisah Urashima Taro disebut dalam Nihonshoki dan Man’youshu. Cerita yang sekarang dikenal orang adalah versi Otogizōshi asal zaman Muromachi. Seperti lazimnya cerita rakyat, berbagai daerah di Jepang masing-masing memiliki cerita versi sendiri tentang Urashima Taro.

Ceritanya, seorang nelayan bernama Urashima Taro menolong seekor penyu yang sedang disiksa sekawanan anak-anak. Sebagai rasa terima kasih telah ditolong, penyu mengajak Taro berkunjung ke Istana Laut.


Dengan menunggang penyu, Taro pergi ke Istana Laut yang ada di dasar laut. Di sana, Taro bertemu putri jelita di Istana Laut yang bernama Putri Oto. Bagaikan mimpi, Taro ditemani Putri Oto selama beberapa hari. Hingga akhirnya Taro ingin pulang. Putri Oto mencegahnya, tapi tahu usahanya akan sia-sia. Putri Oto memberinya sebuah kotak perhiasan (tamatebako), dan berpesan agar kotak tidak dibuka.


Dengan menunggang seekor penyu, Taro tiba kembali di kampung halamannya. Namun semua orang yang dikenalnya sudah tidak ada. Taro merasa heran, lalu membuka kotak hadiah dari Putri Oto. Asap keluar dari dalam kotak, dan seketika Taro berubah menjadi seorang laki-laki yang sangat tua. Menurut perhitungan waktu di dasar samudra, Taro hanya tinggal selama beberapa hari saja. Namun menurut waktu di daratan, Taro pergi selama 700 tahun.

BUNBUKU CHAGAMA

Bunbuku Chagama (Periuk Teh Pembagi Keuntungan) adalah legenda asal kota Tatebayashi, Prefektur Gunma yang secara turun temurun dikisahkan sebagai dongeng di Jepang. Tanuki tampil sebagai tokoh utama, bisa berganti wujud dan menipu manusia.


Di suatu hari, seorang laki-laki miskin menemukan tanuki di dalam perangkap. Merasa kasihan, binatang itu dilepaskannya. Di malam hari, ia didatangi tanuki yang telah ditolongnya. Sebagai tanda terima kasih, tanuki mengubah diri menjadi periuk agar bisa dijual untuk mendapatkan uang.

Keesokan harinya, periuk itu dijual kepada seorang biksu. Tiba di rumah, periuk langsung dipakai untuk memasak air. Setelah api dinyalakan, tanuki kepanasan dan langsung loncat dari perapian. Dalam wujud setengah tanuki setengah periuk, tanuki lari pulang.

Tanuki masih ingin mendapatkan uang lagi dan mengusulkan untuk membuka pertunjukan akrobat. Atraksi berupa periuk (tanuki) yang berjalan di atas tali. Pertunjukan mendatangkan banyak uang dan tanuki pun ikut senang tidak sendirian lagi.

KAGUYA HIME

Kaguya Hime (Kisah Putri Kaguya) atau Taketori monogatari (Kisah Pengambil Bambu) adalah cerita rakyat Jepang yang tertua. Kisah seorang anak perempuan yang ditemukan kakek pengambil bambu dari dalam batang bambu yang bercahaya.

Di zaman dulu hiduplah seorang kakek bersama istrinya yang juga sudah tua. Kakek bekerja dengan mengambil bambu di hutan. Bambu dibuatnya menjadi berbagai barang, dan orang-orang menyebutnya Kakek Pengambil Bambu. Pada suatu hari, ketika kakek masuk ke hutan bambu, terlihat sebatang bambu yang pangkalnya bercahaya. Kakek merasa heran dan memotong batang bambu tersebut. Keluar dari dalam batang bambu, seorang anak perempuan yang mungil, tingginya cuma sekitar Sembilan sentimeter tapi manis dan lucu. Anak perempuan tersebut dibawanya pulang dan dibesarkannya seperti anak sendiri. Sejak itu, setiap hari kakek selalu menemukan emas dari dalam batang bambu. Kakek dan nenek menjadi kaya. Dalam tiga bulan, anak perempuan yang dibesarkan tumbuh menjadi seorang putri yang sangat cantik. Kecantikan putri ini sulit ditandingi, begitu cantiknya sehingga perlu diberi nama. Orang-orang menyebutnya Putri Kaguya (Nayotake no Kaguya Hime).

Berita kecantikan Putri Kaguya tersebar ke seluruh negeri. Pria dari berbagai kalangan, mulai dari bangsawan hingga rakyat biasa, semuanya ingin menikahi Putri Kaguya. Mereka datang berturut-turut ke rumah Putri Kaguya untuk meminangnya, namun terus menerus ditolak oleh Putri Kaguya. Walaupun tahu usaha mereka sia-sia, para pria yang ingin menikahi Putri Kaguya terus bertahan di sekeliling rumah Putri Kaguya. Satu per satu dari mereka akhirnya menyerah, dan tinggal lima orang pria yang tersisa, yang semuanya pangeran dan pejabat tinggi. Mereka tetap bersikeras ingin menikahi Putri Kaguya, sehingga Kakek Pengambil Bambu membujuk Putri Kaguya, “Perempuan itu menikah dengan laki-laki. Tolong pilihlah dari mereka yang ada.” Dijawab Putri Kaguya dengan, “Aku hanya mau menikah dengan pria yang membawakan barang yang aku sebutkan, dan sampaikan ini kepada mereka yang menunggu di luar.”

Ketika malam tiba, pesan Putri Kaguya disampaikan kepada kelima pria yang menunggu. Pelamar masing-masing diminta untuk membawakan barang yang mustahil didapat: mangkuk suci Buddha, dahan pohon emas berbuah berkilauan, kulit tikus putih asal kawah gunung berapi, mutiara naga, dan kulit kerang bercahaya milik burung walet. Pelamar pertama kembali membawa mangkuk biasa, pelamar kedua membawa barang palsu buatan pengrajin, dan pelamar ketiga membawa kulit tikus biasa yang mudah terbakar. Semuanya ditolak Putri Kaguya karena tidak membawa barang yang asli. Pelamar keempat menyerah akibat dihantam badai di perjalanan, sedangkan pelamar kelima tewas akibat patah pinggang. Berita kegagalan ini terdengar sampai ke kaisar yang menjadi ingin bertemu dengan Putri Kaguya. Kakek Pengambil Bambu membujuk Putri Kaguya agar mau menikah dengan kaisar, tapi Putri Kaguya tetap menolak dengan berbagai alasan. Putri Kaguya bahkan tidak mau memperlihatkan dirinya di depan kaisar. Kaisar akhirnya memutuskan untuk menyerah setelah saling bertukar puisi dengan Putri Kaguya.

Musim gugur pun tiba. Putri Kaguya menghabiskan malam demi malam dengan memandangi bulan sambil menangis. Kalau ditanya kenapa menangis, Putri Kaguya tidak mau menjawab. Namun ketika bulan 9 tanggal 15 (bulan September) semakin dekat, tangis Putri Kaguya makin menjadi. Putri Kaguya akhirnya mengaku, “Aku bukan manusia bumi, tanggal 15 ini di saat bulan purnama, aku harus kembali ke bulan.” Identitas sebenarnya Putri Kaguya disampaikan kepada kaisar. Prajurit-prajurit gagah berani diutus kaisar untuk melindungi Putri Kaguya dari jemputan orang bulan. Malam bulan purnama itu pun tiba, sekitar jam dua malam, dari langit turun orang-orang bulan. Para prajurit dan Kakek Pengambil Bambu tidak mampu mencegah mereka membawa Putri Kaguya kembali ke bulan. Putri Kaguya adalah penduduk ibu kota bulan yang sedang menjalani hukuman buang ke bumi. Sebagai tanda mata, Putri Kaguya memberikan obat hidup kekal (tidak pernah mati) kepada kaisar. Namun tanpa Putri Kaguya, kaisar tidak merasa perlu hidup selama-lamanya. Diperintahkannya obat tersebut untuk dibakar di Suruga, di atas puncak gunung tertinggi di Jepang. Gunung tersebut kemudian disebut “Fushi no Yama,” dan akhirnya disebut “Fujisan” (Fuji no Yama, Gunung Fuji). Obat yang dibakar di atas gunung kabarnya membuat Gunung Fuji selalu mengeluarkan asap hingga sekarang.


KACHI-KACHI YAMA

Kachi-Kachi Yama (Gunung Kachi-Kachi) adalah cerita rakyat Jepang tentang kelinci yang menghukum tanuki karena perbuatannya membunuh nenek teman kelinci. Kata “kachi-kachi” merupakan onomatope dari bunyi beradunya batu api yang menurut pendengaran orang Jepang berbunyi “kachi-kachi”. Cerita versi aslinya dianggap terlalu kejam, sehingga beredar versi cerita yang lebih halus. Akhir cerita juga sering diganti dengan kelinci menolong tanuki yang hampir tenggelam dan hidup rukun bersama-sama.


Di zaman dulu hidup sepasang kakek dan nenek. Setiap kali kakek bekerja di ladang, tanuki datang mengganggu dengan bernyanyi-nyanyi. Lirik lagu yang dinyanyikan tanuki berisi kutukan agar panen gagal. Bukan cuma itu, tanuki juga menggali dan memakan bibit ubi yang ditanam kakek di ladang. Kakek sangat marah dan memasang perangkap. Tanuki masuk perangkap, diikat, dan dibawa pulang.


Setelah diletakkan di dapur, kakek kembali ke ladang. Nenek yang menjumpai tanuki di dapur setuju untuk melepasnya, karena sudah dibohongi tanuki yang berjanji membantu membereskan rumah. Setelah terlepas, tanuki malah memukuli nenek dan membunuhnya. Daging si nenek dimasak tanuki menjadi sup. Kepulangan kakek dari ladang disambut tanuki yang sudah berubah wujud menjadi si nenek. Kakek memakan sup yang disuguhkan “nenek” dengan enaknya. Setelah sup habis dimakan, “nenek” kembali berubah wujud menjadi tanuki dan menceritakan segalanya. Sambil tertawa-tawa, tanuki pulang ke gunung.


Kelinci sahabat si kakek mendengar peristiwa ini dan memutuskan untuk membalas dendam. Tanuki kebetulan kenal dengan kelinci dan percaya saja dengan ajakan kelinci untuk mengumpulkan kayu bakar dengan imbalan uang. Setelah ranting kering terkumpul, Tanuki berjalan di muka sambil memanggul ikatan ranting kering. Kelinci mengikuti dari belakang karena ia ingin membakar ranting kering di punggung tanuki. Tanuki bisa mendengar suara “crek-crek” dari dua buah batu api yang dibentur-benturkan kelinci, tapi pandangannya terhalang ranting kering yang sedang dipanggulnya. “Bunyi apa itu ‘crek-crek’?” tanya tanuki. Kelinci menjawab, “Oh, itu suara burung Crek-crek dari Gunung Crek-crek yang ada di sebelah sana.”


Setelah berhasil membakar punggung tanuki, kelinci menjenguk tanuki yang sedang sakit luka bakar. Tanuki diberi mustard yang menurut kelinci adalah salep obat luka bakar. Mustard yang dioleskan pada luka bakar di punggung tanuki makin membuat tanuki kesakitan. Di akhir cerita, tanuki diajak kelinci pergi memancing di danau. Perahu yang dinaiki kelinci dibuat dari kayu, tapi tanuki diberi perahu yang dibuat dari lumpur. Terkena air, perahu lumpur menjadi lunak dan tenggelam. Tanuki berenang sekuat tenaga ke tepian, tapi dipukuli kelinci dengan dayung dan mati tenggelam.


(www.mochihotoru.co.cc)